|
Tim 7 Summit Jawa Barat untuk Cikuray, kiri kanan Iman "Gundul" Sulaiman, Andi "Anset" Setiadi, Paul S Hutauruk, Anwar, Chaeruddin "Herry" Latuconsina, Rudy P Permadi, foto depan Indomaret SPBU Kp. Rambutan |
Garut, Jawa Barat, 26-28 Oktober 2012
PH: Woyyyy….kapan dong naik gunung lagi…gimane seh?
HL: Sudah berapa lama nih kagak naek man….
AN: Ah….wacana aja nih…
PH: Yoi…kite sudah persiapan dengan latihan step up
step down tapi kagak naik-naik…hahahaha
TN: Masih ada 3 gunung lagi nih untuk penuhi target
“7 summit Jawa Barat” kapan tuntasnye sih ah?
AW: Aduh…. Bawel bener ye? Sabar deh….atau ya udah
kita ke Cikuray aja…
AN: Nah… gitu dong, entah waktunya kapan tapi
paling ngak sasaran sudah kelihatan hahahaha
HL: Mantab….
AW: Ok kita naik tanggal 28 Oktober, berangkat dari
Jakarta 27 Oktober..
IM: weih manteb nih gw ikut deh…kayaknya ngak terlalu sulit
medannya gw googling banyak cewek yang naik juga
PH: Cihuy….asek
HL: Sip…seksi transportasi biasa ye Mr.Anset
AN: Sip lah..meeting point di tempat biasa spbu
rambutan seberang warjan…hehehe
AW: Ok-ok
IN: Tim Pemantau di Jakarta aja ya…. capek naek
gunung mulu ah…
Itu copy dari pesan di BB yang sudah di-edit di
sana sini waktu kita pada “horny” naik gunung. Seperti pesan diatas jadi kita
berencana naik gunung Cikuray, berangkat dari Jakarta Jumat 26 Oktober 2012 dan
bertemu di SPBU seberang Kampung Rambutan.
Dari rumah saya naik mobil hingga
ke pool perusahaan dan menitipkannya di satpam perusahaan di sekitar Pasar
Rebo. Disana saya janjian bertemu dengan Anset dan ikut menumpang dengannya. Turun
di SPBU sudah ada teman-teman yang menunggu. Satu per satu kami bermunculan di
SPBU.
Saya bukan peserta terkahir yang
tiba di SPBU karena masih ada Iman yang memang sedari awal bilang pasti
terlambat berhubung peran vitalnya pada pekerjaannya di salah satu stasiun TV
Nasional milik pengusaha yang politikus terkenal…ngeri ngak?Setelah kita
berkumpul semua dan cerita ngelawak, kita melaksanakan persiapan, menata ransel
di bagian belakang Inovanya Anset. Dokumentasi tetap dilaksanakan lalu
diteruskan ke tim pemantau yang cuap-cuap terus di BB memberi semangat membara
bak kompor bleduk…
Kami berangkat dari SPBU Rambutan
Jumat pukul 23.00 dan tiba di Garut Sabtu, 27 Oktober 2012 pukul 04.00 dan
parkir di halaman sekolah atau pesantren. Begitu mobil parkir langsung cari
posisi bobo, tidur di beranda masjid. Lumayan dari Jakarta tidak sempat tidur
karena harus menjadi navigatornya Iman yang menyetir dengan mata yang agak
kurang awas….hahaha ngeri dah plus sepanjang jalan penuh tawa haha hihi ngak
jauh sekitar…. “begitulah” dengan nara sumber utama Mr. Anset dan Mr. Iman
Gundul. Mas-mas sambil memukul pelan kaki saya dengan telapak tangan, salah
satu jemaah yang akan shalat membangunkan saya..hadeh dalam hati masih ngantuk
nih…tapi demi menghormati para jemaah saya pun beringsut mengikuti saran Anset
yang terkekeh tahu saya di”usir”…”loe makanya tidur diluar jangan di dalem”…eh
iya ya.
|
My Rhino..diatas tanki ojek, ngebut ngak pake rem meluncur di atas batuan tajam, kiri kanan kebon teh |
|
Saya yang foto ini jadi tidak ada di foto hahaha...kika: Anwar, Herry, Iman, Anset dan Rudy di depan stasiun pemancar Cikuray, sebelum naik |
|
Ngak bisa, gw harus ada dokumentasi dengan latar belakang antena stasiun pemancar Cikuray..ngak tahu kenapa gw demen aja dengan antena n tower nya |
Bangun dan siap-siap berangkat
dari masjid dengan menitipkan kendaraan parkir disana dan melanjutkan dengan
jalan kaki dan angkot. Sarapan dulu di sekitar terminal Garut dan lanjut dengan
angkot lewat Cilawu selama sekitar 30 menit dan tiba di pintu masuk Cikuray,
Patrol. Dari jalan raya kami memilih naik ojek ke staiun telekomunikasi Pemancar
Cikuray. Naik ojek dengan kecepatan 50-60km/jam di atas jalan berbatuan punya
tantangan tersendiri. Ransel ditaruh diatas tanki bbm motor dan kami harus
menahan getaran motor sampai tangan kaki semutan. Motor serasa tidak ber rem
dan pengemudi ojek seperti tanpa ampun menggeber motor saling berlomba. Terbayang
sekali jatuh, dengkul otot sobek tertusuk batu ini. Sekitar 15 menit kemdian kami
tiba di stasiun telekomunikasi. Kami Istirahat dulu meluruskan badan dan
beberapa meregangkan otot setelah meminta nomor HP para sopir ojek supaya
menjemput kami pada hari Minggu besok.
Setelah berdoa sejenak kami mulai
melakukan pendakian sekitar pukul 08.30, melewati kebon teh Dayeuh Manggung. Tidak ada rombongan lain yang mulai pendakian
bersama kami, meskipun kami tahu bahwa ada rombongan yang sudah lebih dulu
naik. Sinar matahari di trek terbuka kebon teh menghangatkan tubuh kami yang
berusaha menyesuaikan beban ransel sekitar 15-17kg. Sekitar 45 menit kami menyusuri
trek sambil sesekali foto session oleh Iman Gundul di kebon teh kemudian kami memasuki
hutan dengan trek mendaki.
|
Ini juga gw ngak ada, sementara mereka keasyikan gw foto....hadeh.. : ( hihihi |
|
|
Istirahat di trek pos 3, foto waktu turun nih...Anset, saya dan Rudy |
Beberapa pos kami lalui, dengan
ritme santai dan sambil cerita pengalaman lucu kami masing-masing, hingga tiba
di pos 3 untuk makan siang, yang sudah kami siapkan sejak dari Garut pagi-pagi
sekalian sarapan. Kami istirahat sambil makan siang hingga sejam setelah
menyusuri trek agak curam dengan mengandalkan kaki serta tangan menggait
akar-akar pohon untuk membantu mengangkat tubuh serta menjada keseimbangan.
Beberapa mulai kewalahan mengahadapi trek dan mulai sedikit menyesali ikut
serta tim, menyesali terlalu percaya dengan google search engine..hahahaha,
menajdi bahan diskusi kami selama nge-trek “apa motivasi kami naik?”…ada yang mengatakan
“mengalihkan perhatian dari hal negative duniawi” ….eh eh eh… “menguji kekuatan
otot kaki dan tangan”, “melatih pernapasan”, “berusaha melupakan seseorang yang
malah jadi tambah mengingat dia…” nah yang satu ini karena “oom Google”
hahahaha….
Setelah makan siang dan istirahat
kami lanjutkan pendakian dengan trek yang semakin curam dan menyempit dengan
kiri dan kanan lembah berhutan. Kami terus naik dan cuaca mulai mendung. Beberapa
rombongan kami lewati sembari mengucap salam. Hingga tiba di Pos 5 kami
istirahat agak lama, sesuai rencana sebelum melahap trek untuk mencapai puncak.
Di pos tersebut sudah ada rombongan lain yang istirahat menunggu rekan lainnya
sambil masak-masak. Kami memang tidak ingin masak, jadi hanya minum dan makan
snacks. Tiba-tiba gerimis turun dan kami segera membuka flysheet dan menarik dan
mengikat ke pohon pada setiap ujungnya untuk meneduhkan diri serta ransel.
Berhimpitan kami menunggu hujan reda untuk mulai mendaki lagi. Beberapa rombongan
mulai masuk pos untuk berteduh sambil memasak sembari menunggu hujan berhenti. Hujan
yang lama tidak berhenti dan suasana sudah mulai gelap sekitar pukul 16.30,
memutuskan kami untuk nge-camp di sini, lahan datar seukuran seperempat
lapangan volley yang dibagi untuk menduirikan 8-9 tenda dome, dimana rombongan
kami mendirikan 3 tenda. Seperti misi sebelumnya yang selalu terasa hambar
tanpa perempuan nah kali ini ada yang bisa dilihat hehehe si merah dan si
putih. Usutan si Iman Gundul luar biasa dah, nama, kerjaan sudah ada dan
diserahkan pada yang layak Mr. Anset…hihihihi.
|
Bayangan Gunung Cikuray ke arah barat, terlihat puncak Gunung Papandayan |
|
Awan bergulung menyelimuti Garut, menyambut ufuk pagi Sumpah Pemuda 2012 |
|
Rudy, Iman dan Anwar di Puncak Cikuray (bayangan??? hahaha) |
|
Herry dan saya, di puncak cikuray yang dipenuhi pendaki dan tenda, seperti pasar, sesak benar |
|
Rudy sedang mengambil momen awan |
Subuh keesokannya Minggu 28
Oktober 2012 pukul 04.00, sesuai rencana kami dibangunkan alarm HP dan segera
bersiap untuk summit attack. Kami membawa beberapa barang berharga serta
minuman dan snacks secukupnya, dan meninggalkan tenda kami. Trek mendaki dengan
kemiringan 45-60 derajat kami susuri hingga 30menit sebelum mencapai puncak.
Beberapa tenda kosong di sekitar trek kami lalui, beberapa kelompok pendaki
masih memasak teh dan sarapan. Sembari mengucap salam kami teruskan perjalanan
kami dan tiba di puncak sekitar pukul 05.00. Suasana puncak ramai dengan para
pendaki dan tenda berwarna warni dimana beberapa rombongan ada yang merayakan
hari sumpah pemuda…lupa kami. Hampir tidak ada tempat datar yang tidak
didirikan tenda. Semua berdiri di luar meresapi dan menikamati keindahan alam
hampir di semua penjuru mata angin. Beberapa asyik mengambil foto pemandangan
sementara kelompok lain saling bertukar ambil foto bersama teman-teman. Kami
pun demikian, sekali berfoto narsis dan mengambil foto pemandangan. Dari puncak
ini kami dapat melihat gunung-gunung di sekeliling kami, seperti Papandayan
yang terus mengepul, Malabar, Gntur, Patuha, Galunggung dan Ciremai.
Di lokasi ada bangunan semen dengan
atap bersemen yang kemungkinan digunakan sebagai pos pemantauan. Beberapa dari
antara kami mencoba naik ke atas atap sementara Anwar dan Rudy tidak mau naik, situasi
mana menjadi bahan lelucon. Bangunan setinggi sekitar 3 meter kami katakan sebagai
puncak sebenarnya, sementara tanah yang masih dapat dipijak 2818 mpl belum bisa
dikatakan puncak hehehehe. Bergaya ala mission impossible kami satu persatu
turun tanpa tangga yang memang tidak disediakan, dengan membalikkan badan,
menurukan badan dan menjulurkan kaki ke kusen jendela sambil menahan bobot
badan dengan tangan.
Setelah sekitar 45 menit di atas
kami lanjut turun kembali ke tenda. Kami langsung memasak makanan dan minuman.
Tak sabar makanan persediaan kami puaskan hingga kenyang. Beberapa rekan mulai
membereskan perlengkapan dan packing. Setelah siap makan dan packing, sebelum
berangkat kamipun berdoa bersama.
|
Depan stasiun pemancar menunggu sopir ojek |
|
Ojek cinta keluarga |
Perjalanan turun tidak menjadi
ringan berhubung hujan kemarin membuat trek basah dan berlumpur, ditambah lagi
dengan ransel dan sepatu yang basah. Kami kembali istirahat agak lama di Pos 3,
masak minuman dan makan snacks, makan berat tidak lagi karena masih kenyang.
Sekitar 45 menit kami lanjut lagi turun. Rasa senang bertambah setelah melihat
tower pemancar dan trek kebon teh. Dengkul dan otot paha mulai ngilu dan saya coba
jalan mundur hehehe. Tiba di pemancar kami istirahat dulu sembari menunggu
sopir ojek yang datang menjemput kami. Setelah jumlah ojek lengkap, kamipun segera
naik ojek yang langsung tancap gas dan tidak peduli dengan rasa takut kami
kalau jatuh ke atas batuan tajam jalanan. Ojek pada posisi jalan turun
berkejar-kejaran…tantangan tersendiri buat kami yang agak jarang naik motor
apalagi dengan ngebut diatas bebatuan. Tangan dan kaki kembali semutan dan
mulai berkurang saat tiba kembali di Patrol. Tidak lama menunggu kami naik
angkot ke Garut. Tiba di terminal kami langsung cari resotran untuk makan siang
yang kami tahan sejak tiba di Pemancar pukul 14.00 tadi. Setelah makan kami
langsung bersiap ke masjid dan mobil, bersih diri dan packing pulang.
Mobil disopiri pertama oleh Anset
dan bergantian dengan saya hingga Jakarta. Beberapa teman turun di sekitar
pintu tol seperti Herry, Rudy dan Anwar. Kami pun lanjut dan saya diantar
hingga ke pool di sekitar Pasar Rebo. Terimakasih teman-teman, terimakasih
Cikuray, terimakasih Tuhan…Sampai bertemu lagi di matahari pagi lainnya…
|
Pake selftimer supaya semua bisa ikut...hem sukses deh..salam komando..lihat Anwar tuh kepalannya dua.. |
Bagaimana
Kesana:
1. Kendaraan
pribadi dari Jakarta, masuk tol cipularang hingga habis tol lanjut ke Garut, Desa
Patrol, Stasiun Pemancar Cikuray. BBM: 250,000 Tol:50,000 Parkir:20,000 (IDR, satu
trip)
2. Kendaraan
umum dari Terminal Kp. Rambutan tujuan Garut, ganti angkot tujuan Desa Patrol,
lanjut naik ojek. Ongkos Bus Jkt-Garut:45,000, Angkot Garut-Patrol:5,000
Ojek:25,000 (IDR, satu trip)
Makanan dan
Minuman (per orang):
1. Nasi
1 bungkus
2. Indomie
6 bungkus
3. Daging
kaleng 1 kaleng
4. Sosis
1 kaleng
5. Roti
Sobek 1 pak
6. Biskuit
3 kotak
7. Susu250ml
3 kotak
8. Cokelat250gr
3 batang
9. Permen
10 buah
10. Kopi
6 sachet
11. Air
mineral 1.5liter 3 botol
Perlengkapan
Pribadi:
1. Ransel
45kubik 1 buah
2. Matras
1 buah
3. Sleeping
bag 1 buah
4. Baju
hangat 1 buah
5. Beleklava
1 buah
6. Sarung
tangan wool 1 buah
7. Pakaian
tidur 1 set
8. Pakaian
jalan 1 set
9. Jas
Hujan 1 buah
10. Ponco
1 buah
11. Sepatu
trekking 1 buah
12. Sandal
1 buah
13. Topi
1 buah
14. Piring
1 buah
15. Mug
1 buah
16. Sendok
Garpu 1 set
17. Termos
Air Hangat 1 buah
18. Pisau
Lipat 1 buah
19. Senter
1 buah
20. Kotak
P3k 1 set
21. Plastik
sampah besar 2 buah
22. Plastik
kecil 2 buah
23. Korek
Api 1 buah
24. Kamera
1 buah
25. Perlengkapan
peralatan bersih 1 set
26. Jam
atau HP alarm 1 buah
Peralatan
Kelompok:
1. Kompor
dengan gas atau minyak spritus 1 set
2. Peralatan
memasak “Trangia” 1 set
3. Tenda
dome 2-3 orang 1 set
Durasi
Perjalanan Trekking:
1. Pendakian:
10 jam
2. Penurunan:
6 jam
Dibuat Sabtu Siang 3 Agustus 2013, sendirian, hari
terakhir sebelum libur panjang Idul Fitri sambil mendengarkan Lines in the Sand
– Dream Theater dan mengingat cerita oom google gundul.