Selasa, 20 Agustus 2013

Ngeri Baca dan Dengar Berita Saham dan Nilai Tukar!


Kompas, Selasa 20 Agustus 2013

Pagi hari ini Selasa 20 Agustus 2013, seperti biasa saya ambil koran langganan kami Kompas dan Warta Kota yang diselipkan di gerbang rumah. Masih dalam kondisi terlipat, saya baca headline Kompas “Pemerintah Belum Khawatir” dan sub headline yang membuat saya terganggu “Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk”. Sambil membawa masuk ke dalam rumah dalam hati menggerutu hadehhhh, gile bener sih sambil mengingat kerugian atau laba yang tergerus karena tidak sempat mengambil keuntungan sebelum harga saham tersebut turun.
Rasanya semakin kesal lagi karena kemarin malam masih terima bbm dari agen keuangan salah satu bank asing dimana saya menempatkan dana, yang meminta untuk top up pada salah satu instrument portfolio yang saya pilih. Saya merasa agen ini tidak peduli dengan kondisi saya sepenuhnya karena sebagai agen yang baik seharusnya dia mengingatkan saya untuk mengambil langkah sebagai reaksi atas kondisi yang terjadi terkait dengan portfolio saya tersebut. Saya tidak mengharapkan informasi sebagai antisipasi karena siapapun tidak bisa memastikan kondisi yang akan terjadi. Tetapi apa yang dilakukan agen tersebut selama ini membuat saya sedikit jengkel, bahwa dia hanya menawari saya untuk membeli terus produk keuangan tanpa memperhatikan kondisi portfolio saya.
Agen ini memang agen pengganti agen sebelumnya yang pindah bekerja ke perusahaan lain. Bila saya bandingkan keduanya memang berbeda meskipun saya belum tahu ukuran idealnya seorang agen keuangan tetapi disini saya mencoba beberkan harapan saya dari seorang agen keuangan. Memang saya tidak mengharapkan seoarang agen itu seperti malaikat atau Tuhan yang tahu segalanya tetapi saya piker wajar bila kami sebagai investor kecil mendapat bimbingan dari agen yang mana untuk dapat menjadi seorang agen mereka dibekali ilmu untuk menganalisis kondisi saham atau nilai tukar, ilmu mana yang harus dipelajari dan diuji agar ybs bersertifikat.

  1. Lebih banyak memberikan informasi kondisi pasar terkait portfolio daripada menawarkan produk indtrument baru
  2. Dapat memberikan analisis terhadap langkah yang akan diambil nasabah terhadap suatu instrument baik itu instrument baru atau instrument yang sudah ada pada portfolio nasabah
  3. Dapat mengingatkan nasabah untuk menawarkan solusi langkah yang sebaiknya diambil bila terjadi gejolak ekonomi yang dapat mengakibatkan kondisi tertentu pada portfolio nasabah, terserah deh waktu bullish atau bearish
  4. Hormatilah calon nasabah atau nasabah dengan kondisi atau penampilan apapun dari si calon nasabah atau nasabah tersebut, jagalah sikap anda dan jangan pernah merasa “saya lebih tahu atau lebih pintar dari saudara”  

Paling sedikit itu saja yang saya harapkan, dan kalo memang ada undangan seminar, makan malam dll bisa saja meskipun tidak jadi prioritas.
Akibat dua kondisi tadi baca dan bbm an si agen, saya juga jadi segan dengar berita bisnis di radio selama berkendara ke kantor. Radio Pas 92.4FM dengan tagline Radio Bisnis Jakarta menjadi favorit saya untuk dengar berita bisnis. Selama setengah jam dengar radio tersebut di pagi hari memang tidak banyak info yang saya dapatkan, apalagi hasil analisis pengamat akan suatu instrument tertentu, tetapi paling sedikit saya dengar info harga IHSG dan Nilai Tukar, serta info seminar-seminar.
Kalo sudah seperti ini saya biasanya alihkan ke radio lain, meski jadwal saya dengan radio lain ini pada waktu siang atau sore seperti Radio RPK Radio Pelita Kasih 96.3FM atau dengar music CD. Ah…semoga semakin banyak agen yang baik dan berorientasi untuk memerdekaan nasabahnya (efek 17-an..:D).  

Sabtu, 03 Agustus 2013

Pendakian Gunung Cikuray “berlatih sambil haha hihi tiada henti”



Tim 7 Summit Jawa Barat untuk Cikuray, kiri kanan Iman "Gundul" Sulaiman, Andi "Anset" Setiadi, Paul S Hutauruk, Anwar, Chaeruddin "Herry" Latuconsina, Rudy P Permadi, foto depan Indomaret SPBU Kp. Rambutan

Garut, Jawa Barat, 26-28 Oktober 2012
PH: Woyyyy….kapan dong naik gunung lagi…gimane seh?
HL: Sudah berapa lama nih kagak naek man….
AN: Ah….wacana aja nih…
PH: Yoi…kite sudah persiapan dengan latihan step up step down tapi kagak naik-naik…hahahaha
TN: Masih ada 3 gunung lagi nih untuk penuhi target “7 summit Jawa Barat” kapan tuntasnye sih ah?
AW: Aduh…. Bawel bener ye? Sabar deh….atau ya udah kita ke Cikuray aja…
AN: Nah… gitu dong, entah waktunya kapan tapi paling ngak sasaran sudah kelihatan hahahaha
HL: Mantab….
AW: Ok kita naik tanggal 28 Oktober, berangkat dari Jakarta 27 Oktober..
IM: weih manteb nih gw ikut deh…kayaknya ngak terlalu sulit medannya gw googling banyak cewek yang naik juga
PH: Cihuy….asek
HL: Sip…seksi transportasi biasa ye Mr.Anset
AN: Sip lah..meeting point di tempat biasa spbu rambutan seberang warjan…hehehe
AW: Ok-ok
IN: Tim Pemantau di Jakarta aja ya…. capek naek gunung mulu ah…
Itu copy dari pesan di BB yang sudah di-edit di sana sini waktu kita pada “horny” naik gunung. Seperti pesan diatas jadi kita berencana naik gunung Cikuray, berangkat dari Jakarta Jumat 26 Oktober 2012 dan bertemu di SPBU seberang Kampung Rambutan.
Dari rumah saya naik mobil hingga ke pool perusahaan dan menitipkannya di satpam perusahaan di sekitar Pasar Rebo. Disana saya janjian bertemu dengan Anset dan ikut menumpang dengannya. Turun di SPBU sudah ada teman-teman yang menunggu. Satu per satu kami bermunculan di SPBU.  Saya bukan peserta terkahir yang tiba di SPBU karena masih ada Iman yang memang sedari awal bilang pasti terlambat berhubung peran vitalnya pada pekerjaannya di salah satu stasiun TV Nasional milik pengusaha yang politikus terkenal…ngeri ngak?Setelah kita berkumpul semua dan cerita ngelawak, kita melaksanakan persiapan, menata ransel di bagian belakang Inovanya Anset. Dokumentasi tetap dilaksanakan lalu diteruskan ke tim pemantau yang cuap-cuap terus di BB memberi semangat membara bak kompor bleduk…
Kami berangkat dari SPBU Rambutan Jumat pukul 23.00 dan tiba di Garut Sabtu, 27 Oktober 2012 pukul 04.00 dan parkir di halaman sekolah atau pesantren. Begitu mobil parkir langsung cari posisi bobo, tidur di beranda masjid. Lumayan dari Jakarta tidak sempat tidur karena harus menjadi navigatornya Iman yang menyetir dengan mata yang agak kurang awas….hahaha ngeri dah plus sepanjang jalan penuh tawa haha hihi ngak jauh sekitar…. “begitulah” dengan nara sumber utama Mr. Anset dan Mr. Iman Gundul. Mas-mas sambil memukul pelan kaki saya dengan telapak tangan, salah satu jemaah yang akan shalat membangunkan saya..hadeh dalam hati masih ngantuk nih…tapi demi menghormati para jemaah saya pun beringsut mengikuti saran Anset yang terkekeh tahu saya di”usir”…”loe makanya tidur diluar jangan di dalem”…eh iya ya.
My Rhino..diatas tanki ojek, ngebut ngak pake rem meluncur di atas batuan tajam, kiri kanan kebon teh
Saya yang foto ini jadi tidak ada di foto hahaha...kika: Anwar, Herry, Iman, Anset dan Rudy di depan stasiun pemancar Cikuray, sebelum naik
Ngak bisa, gw harus ada dokumentasi dengan latar belakang antena stasiun pemancar Cikuray..ngak tahu kenapa gw demen aja dengan antena n tower nya
   Bangun dan siap-siap berangkat dari masjid dengan menitipkan kendaraan parkir disana dan melanjutkan dengan jalan kaki dan angkot. Sarapan dulu di sekitar terminal Garut dan lanjut dengan angkot lewat Cilawu selama sekitar 30 menit dan tiba di pintu masuk Cikuray, Patrol. Dari jalan raya kami memilih naik ojek ke staiun telekomunikasi Pemancar Cikuray. Naik ojek dengan kecepatan 50-60km/jam di atas jalan berbatuan punya tantangan tersendiri. Ransel ditaruh diatas tanki bbm motor dan kami harus menahan getaran motor sampai tangan kaki semutan. Motor serasa tidak ber rem dan pengemudi ojek seperti tanpa ampun menggeber motor saling berlomba. Terbayang sekali jatuh, dengkul otot sobek tertusuk batu ini. Sekitar 15 menit kemdian kami tiba di stasiun telekomunikasi. Kami Istirahat dulu meluruskan badan dan beberapa meregangkan otot setelah meminta nomor HP para sopir ojek supaya menjemput kami pada hari Minggu besok.
Setelah berdoa sejenak kami mulai melakukan pendakian sekitar pukul 08.30, melewati kebon teh Dayeuh Manggung.  Tidak ada rombongan lain yang mulai pendakian bersama kami, meskipun kami tahu bahwa ada rombongan yang sudah lebih dulu naik. Sinar matahari di trek terbuka kebon teh menghangatkan tubuh kami yang berusaha menyesuaikan beban ransel sekitar 15-17kg. Sekitar 45 menit kami menyusuri trek sambil sesekali foto session oleh Iman Gundul di kebon teh kemudian kami memasuki hutan dengan trek mendaki.   

Ini juga gw ngak ada, sementara mereka keasyikan gw foto....hadeh.. : ( hihihi
 
Istirahat di trek pos 3, foto waktu turun nih...Anset, saya dan Rudy
 Beberapa pos kami lalui, dengan ritme santai dan sambil cerita pengalaman lucu kami masing-masing, hingga tiba di pos 3 untuk makan siang, yang sudah kami siapkan sejak dari Garut pagi-pagi sekalian sarapan. Kami istirahat sambil makan siang hingga sejam setelah menyusuri trek agak curam dengan mengandalkan kaki serta tangan menggait akar-akar pohon untuk membantu mengangkat tubuh serta menjada keseimbangan. Beberapa mulai kewalahan mengahadapi trek dan mulai sedikit menyesali ikut serta tim, menyesali terlalu percaya dengan google search engine..hahahaha, menajdi bahan diskusi kami selama nge-trek “apa motivasi kami naik?”…ada yang mengatakan “mengalihkan perhatian dari hal negative duniawi” ….eh eh eh… “menguji kekuatan otot kaki dan tangan”, “melatih pernapasan”, “berusaha melupakan seseorang yang malah jadi tambah mengingat dia…” nah yang satu ini karena “oom Google” hahahaha….  
Setelah makan siang dan istirahat kami lanjutkan pendakian dengan trek yang semakin curam dan menyempit dengan kiri dan kanan lembah berhutan. Kami terus naik dan cuaca mulai mendung. Beberapa rombongan kami lewati sembari mengucap salam. Hingga tiba di Pos 5 kami istirahat agak lama, sesuai rencana sebelum melahap trek untuk mencapai puncak. Di pos tersebut sudah ada rombongan lain yang istirahat menunggu rekan lainnya sambil masak-masak. Kami memang tidak ingin masak, jadi hanya minum dan makan snacks. Tiba-tiba gerimis turun dan kami segera membuka flysheet dan menarik dan mengikat ke pohon pada setiap ujungnya untuk meneduhkan diri serta ransel. Berhimpitan kami menunggu hujan reda untuk mulai mendaki lagi. Beberapa rombongan mulai masuk pos untuk berteduh sambil memasak sembari menunggu hujan berhenti. Hujan yang lama tidak berhenti dan suasana sudah mulai gelap sekitar pukul 16.30, memutuskan kami untuk nge-camp di sini, lahan datar seukuran seperempat lapangan volley yang dibagi untuk menduirikan 8-9 tenda dome, dimana rombongan kami mendirikan 3 tenda. Seperti misi sebelumnya yang selalu terasa hambar tanpa perempuan nah kali ini ada yang bisa dilihat hehehe si merah dan si putih. Usutan si Iman Gundul luar biasa dah, nama, kerjaan sudah ada dan diserahkan pada yang layak Mr. Anset…hihihihi.

Bayangan Gunung Cikuray ke arah barat, terlihat puncak Gunung Papandayan
Awan bergulung menyelimuti Garut, menyambut ufuk pagi Sumpah Pemuda 2012
Rudy, Iman dan Anwar di Puncak Cikuray (bayangan??? hahaha)

Herry dan saya, di puncak cikuray yang dipenuhi pendaki dan tenda, seperti pasar, sesak benar
Rudy sedang mengambil momen awan
Subuh keesokannya Minggu 28 Oktober 2012 pukul 04.00, sesuai rencana kami dibangunkan alarm HP dan segera bersiap untuk summit attack. Kami membawa beberapa barang berharga serta minuman dan snacks secukupnya, dan meninggalkan tenda kami. Trek mendaki dengan kemiringan 45-60 derajat kami susuri hingga 30menit sebelum mencapai puncak. Beberapa tenda kosong di sekitar trek kami lalui, beberapa kelompok pendaki masih memasak teh dan sarapan. Sembari mengucap salam kami teruskan perjalanan kami dan tiba di puncak sekitar pukul 05.00. Suasana puncak ramai dengan para pendaki dan tenda berwarna warni dimana beberapa rombongan ada yang merayakan hari sumpah pemuda…lupa kami. Hampir tidak ada tempat datar yang tidak didirikan tenda. Semua berdiri di luar meresapi dan menikamati keindahan alam hampir di semua penjuru mata angin. Beberapa asyik mengambil foto pemandangan sementara kelompok lain saling bertukar ambil foto bersama teman-teman. Kami pun demikian, sekali berfoto narsis dan mengambil foto pemandangan. Dari puncak ini kami dapat melihat gunung-gunung di sekeliling kami, seperti Papandayan yang terus mengepul, Malabar, Gntur, Patuha, Galunggung dan Ciremai.
Di lokasi ada bangunan semen dengan atap bersemen yang kemungkinan digunakan sebagai pos pemantauan. Beberapa dari antara kami mencoba naik ke atas atap sementara Anwar dan Rudy tidak mau naik, situasi mana menjadi bahan lelucon. Bangunan setinggi sekitar 3 meter kami katakan sebagai puncak sebenarnya, sementara tanah yang masih dapat dipijak 2818 mpl belum bisa dikatakan puncak hehehehe. Bergaya ala mission impossible kami satu persatu turun tanpa tangga yang memang tidak disediakan, dengan membalikkan badan, menurukan badan dan menjulurkan kaki ke kusen jendela sambil menahan bobot badan dengan tangan.
Setelah sekitar 45 menit di atas kami lanjut turun kembali ke tenda. Kami langsung memasak makanan dan minuman. Tak sabar makanan persediaan kami puaskan hingga kenyang. Beberapa rekan mulai membereskan perlengkapan dan packing. Setelah siap makan dan packing, sebelum berangkat kamipun berdoa bersama.

Depan stasiun pemancar menunggu sopir ojek
Ojek cinta keluarga
 Perjalanan turun tidak menjadi ringan berhubung hujan kemarin membuat trek basah dan berlumpur, ditambah lagi dengan ransel dan sepatu yang basah. Kami kembali istirahat agak lama di Pos 3, masak minuman dan makan snacks, makan berat tidak lagi karena masih kenyang. Sekitar 45 menit kami lanjut lagi turun. Rasa senang bertambah setelah melihat tower pemancar dan trek kebon teh. Dengkul dan otot paha mulai ngilu dan saya coba jalan mundur hehehe. Tiba di pemancar kami istirahat dulu sembari menunggu sopir ojek yang datang menjemput kami. Setelah jumlah ojek lengkap, kamipun segera naik ojek yang langsung tancap gas dan tidak peduli dengan rasa takut kami kalau jatuh ke atas batuan tajam jalanan. Ojek pada posisi jalan turun berkejar-kejaran…tantangan tersendiri buat kami yang agak jarang naik motor apalagi dengan ngebut diatas bebatuan. Tangan dan kaki kembali semutan dan mulai berkurang saat tiba kembali di Patrol. Tidak lama menunggu kami naik angkot ke Garut. Tiba di terminal kami langsung cari resotran untuk makan siang yang kami tahan sejak tiba di Pemancar pukul 14.00 tadi. Setelah makan kami langsung bersiap ke masjid dan mobil, bersih diri dan packing pulang.
Mobil disopiri pertama oleh Anset dan bergantian dengan saya hingga Jakarta. Beberapa teman turun di sekitar pintu tol seperti Herry, Rudy dan Anwar. Kami pun lanjut dan saya diantar hingga ke pool di sekitar Pasar Rebo. Terimakasih teman-teman, terimakasih Cikuray, terimakasih Tuhan…Sampai bertemu lagi di matahari pagi lainnya…

Pake selftimer supaya semua bisa ikut...hem sukses deh..salam komando..lihat Anwar tuh kepalannya dua..
Bagaimana Kesana:
1.       Kendaraan pribadi dari Jakarta, masuk tol cipularang hingga habis tol lanjut ke Garut, Desa Patrol, Stasiun Pemancar Cikuray. BBM: 250,000 Tol:50,000 Parkir:20,000 (IDR, satu trip)
2.       Kendaraan umum dari Terminal Kp. Rambutan tujuan Garut, ganti angkot tujuan Desa Patrol, lanjut naik ojek. Ongkos Bus Jkt-Garut:45,000, Angkot Garut-Patrol:5,000 Ojek:25,000 (IDR, satu trip)

Makanan dan Minuman (per orang):
1.       Nasi 1 bungkus
2.       Indomie 6 bungkus
3.       Daging kaleng 1 kaleng
4.       Sosis 1 kaleng
5.       Roti Sobek 1 pak
6.       Biskuit 3 kotak
7.       Susu250ml 3 kotak
8.       Cokelat250gr 3 batang
9.       Permen 10 buah
10.   Kopi 6 sachet
11.   Air mineral 1.5liter 3 botol

Perlengkapan Pribadi:
1.       Ransel 45kubik 1 buah
2.       Matras 1 buah
3.       Sleeping bag 1 buah
4.       Baju hangat 1 buah
5.       Beleklava 1 buah
6.       Sarung tangan wool 1 buah
7.       Pakaian tidur 1 set
8.       Pakaian jalan 1 set
9.       Jas Hujan 1 buah
10.   Ponco 1 buah
11.   Sepatu trekking 1 buah
12.   Sandal 1 buah
13.   Topi 1 buah
14.   Piring 1 buah
15.   Mug 1 buah
16.   Sendok Garpu 1 set
17.   Termos Air Hangat 1 buah
18.   Pisau Lipat 1 buah
19.   Senter 1 buah
20.   Kotak P3k 1 set
21.   Plastik sampah besar 2 buah
22.   Plastik kecil 2 buah
23.   Korek Api 1 buah
24.   Kamera 1 buah
25.   Perlengkapan peralatan bersih 1 set
26.   Jam atau HP alarm 1 buah

Peralatan Kelompok:
1.       Kompor dengan gas atau minyak spritus 1 set
2.       Peralatan memasak “Trangia” 1 set
3.       Tenda dome 2-3 orang 1 set

Durasi Perjalanan Trekking:
1.       Pendakian: 10 jam
2.       Penurunan: 6 jam

Dibuat Sabtu Siang 3 Agustus 2013, sendirian, hari terakhir sebelum libur panjang Idul Fitri sambil mendengarkan Lines in the Sand – Dream Theater dan mengingat cerita oom google gundul.