JAKARTA: PT Tirta investama atau Danone Aqua dan PT Kereta Api Indonesia sepakati pengembangan kereta api angkutan barang rute Cicurug Sukabumi ke Jakarta.
Proyek ini nantinya mengangkut 4.000 ton galon Aqua per hari dan ditargetkan terealisasi pada 2013.
"Kami dengan PT KAI sepakat untuk angkut 4000 ton Aqua per hari, itu setara dengan 100 kontainer. Salah satu yang perlu dibenahi adalah rel R33 diganti menjadi R54," ujar Customer Service and Logistic, Mochamad Bimo dalam acara penandatangan memorandum of understanding (MoU) dengan PT KAI, di Jakarta hari ini, Jumat, 9 Desember.
Penandatanganan dilakukan oleh Presiden Direktur PT Tirta Investama Bernard Ducros dengan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan dan disaksikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Menurut Bimo, yang perlu dipikirkan untuk terealisasinya angkutan barang menggunakan kereta api adalah padatnya jalur penumpang kereta dari Bogor ke Jakarta. Namun pihaknya tetap berkomitmen untuk turut menyukseskan proyek tersebut, karena melalui proyek ini gas buang yang dihasilkan lebih rendah.
"Setiap hari dari pabrik kami ada 200-250 truk yang angkut Aqua berisi penuh, kalau dihitung sama baliknya [galon kosong] itu berarti 400-500 truk per hari. Truk-truk itu sering terkendala macet, oleh karena itu kami ingin proyek ini segera terwujud," ungkapnya.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengaku sangat mendukung kerja sama yang dilakukan antara Aqua dan PT Kereta Api Indonesia dalam pengangkutan hasil produksi dari Cicurug, Jawa Barat, ke Jakarta. Secara biaya itu lebih ekonomis. "Kalau kita lihat konsumsi bahan bakarnya dengan kereta api itu 0,1 liter per kontainer per kilometer, tetapi kalau memakai truk 0,5 liter per kontainer/kilometer," ujarnya.
Efisiensi itu, lanjut Bambang, akan membawa dampak beruntun atau multifier effect yang besar disemua lini. Dengan menggunakan angkutan kereta, polusi udara akan menurun drastis karena truk lebih polutif 4-5 kali dari kereta. Selain itu, kecelakaan di jalan juga akan menurun. "Kalau jalan lebih awet, anggarannya bisa dialihkan ke sektor lain yang lebih mendesak," tuturnya.
Bambang mengaku pemerintah masih kesulitan mengembangkan rute kereta api karena minimnya anggaran. "Kalau investasi baru untuk kereta barang oleh swasta bisa lebih cepat, karena captive bisnisnya lebih jelas, seperti untuk mengangkut aluminium di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur
sepanjang 130 km dengan nilai investasi US$1,5 miliar. Tetapi kalau kereta penumpang harus memikirkan layanan ekonomi, yang ada sekarang hanya PT KAI," tutur Bambang.
Presiden Direktur Tirta Investama Bernard Ducros mengatakan keberadaan sarana transportasi alternatif untuk membawa Aqua dengan menggunakan kereta api merupakan salah satu solusi mengurangi kepadatan jalan raya sekaligus perintis mengalihkan sistem angkutan barang bagi pebisnis di Jabodetabek.
"Kami percaya pemerintah juga secara serius melihat potensi besar kereta angkutan barang di jalur ini," kata Bernard. (ln)
Sumber: