Jumat, 21 Desember 2012

Gowes RA-Gadog 16 Desember 2012



Iman Sulaeman, Rudy Pranoto dan Paul  S Hutauruk di sekitar RA dengan latar belakang Gn. Salak
Iman, teman gowes saya seminggu sebelumnya menghubungi vai BB mengajak gowes di Puncak. Sudah dua kali kami gowes bersama dalam kota, pertama sore hari dari Pancoran ke Pasar ikan Muara Karang dan kedua dari Tebet ke Senayan. Kali ini dia ajak saya ke Puncak bersama teman kami Rudy. Rencananya kami akan gowes di sekitar Telaga Warna (TW) Puncak. Wah, saya ok aja ke Puncak tapi dengan MTB saya yang jadul disbanding Giantnya apa bisa? Tanya saya ke dia. Tenang Ul, jalur TW ini jalur cewek artinya ngak perlu banyak mengeluarkan energy atau aktivitas fisik. Oh ya balas saya, jadi bener ye sepeda saya ok, dengan gear 6, rem depan disc dan rem belakang v brake. Ngak masalah itu, kata dia.
Kami merencanakan keberangkatan dengan membuat grup conference di BB antara Iman, Rudy dan saya. Kegiatan gowes akan dilakukan pada Minggu 16 Desember 2012. Perjalanan dari lokasi Jakarta dan Cibubur dengan kendaraan masing-masing dan bertemu di Masjid Gadog Ciawi pukul 06.00. Kebetulan rumah saya di Pasar Minggu dan Iman di Depok, supaya cepat saya dan Iman janjian  bertemu di sekitar Kober Depok. Untuk mengejar supaya tiba di Gadog pukul 06.00 Iman menyarankan bertemu pukul 04.30 sehingga saya harus berangkat pukul 04.15 dari rumah.
Pada hari H pukul 04.00 saya bersiap-siap, mulai memasang bracket, menempatkan dan mengikat sepeda di belakang Avanza hitam. Tak lupa saya bawa pula perlengkapan mandi serta baju ganti dan sandal. Baju biru dan celana jeans juga saya bawa untuk melanjutkan acara ke HUT Mapala UI ke-48 di Depok pada malam harinya. Mobil saya kemudikan dari rumah dengan cepat dan sekitar 15 menit tiba di Kober. Saya lihat belum ada Iman lalu saya kontak dia dan dia katakana masih di sekitar FKM untuk bereskan ban. Sekitar 20 menit menunggu akhirnya dia muncul juga dan segera mengikat sepedanya di belakang sepeda saya. Kami lanjut dari jalan baru Juanda, masuk tol pipa gas dan tembus masuk Jagorawi dan tiba di Masjid Gadog sekitar 05.30. Kecepatan kencaraan saya pacu rata-rata 100km/jam diiringi lagu-lagu bernada cepat dari grup band Sepultura. Rudy memberitahu posisinya masih di Cibubur pada saat saya menganri untuk membayar tol di Ciawi.
Masjid Gadog tempat titip kendaraan dan cuci
atau bersih badan, parkir satu hari  Rp5,000
   Tiba di Masjid Gadog, jalan dan lahan parkir masih becek karena belum di lapis jalan. Di lokasi parkir sudah ada bebeapa angkot biru yang parkir, rupanya angkot itulah yang akan kami gunakan salah satunya untuk membawa kami ke Rindu Alam (RA) Puncak. Kami tidak langsung menurunkan sepeda dari bracket karena tahu Rudy datang lebih lambat dan kami juga belum sarapan. Kami makan nasi uduk dan bakwan yang dijual di trotoar jalan. Saya minta pula dibuatkan kopi susu dari merek Kapal Api, karena kurang istriahat malam sebelumnya. Kalau dihitung saya hanya tidur tiga jam sebelum dibangunkan Iman pukul 03.30 melalui telepon BB jadi perlu ngopi dulu. Sembari menunggu saya sempatkan pula beli air minum dan roti sebagai teman di jalan.
Rudy, Iman dan Paul di depan warung Mang Ade,
sepeda kami gantung di depan

Setelah Rudy tiba, barulah kami turunkan sepeda, dan langsung dimasukkan ke dalam angkot oleh pengemudi angkot yang bernama kang Maman. Tiga sepeda masuk dalam angkot dengan dua sepeda dilepas ban depannya sementara sepeda saya tidak bisa dilepas. Tarif sewa angkot dari Gadog ke RA sebesar Rp90,000. Perjalanan dengan angkot sekitar 20 menit dan kami lewati RA dan tidak jauh berhenti di warung makan Mang Ade. Warung makan ini adalah meeting point atau start point para pesepeda di sekitar RA untuk tujuan masing-masing.
Setelah mengecek ban, rem dan Rudy selesai sarapan kami lanjut gowes. Rencana awal yang tadinya ke TW diubah menjadi turun downhill ke Gadog melalui jalur yang serius. Di pintu masuk kami bayar Rp5,000 per orang, langsung meluncur di atas bebatuan licin. Berhubung rem belakang sepeda saya kurang pakem terpaksa saya turun dan sambil memegangi sepeda menahan dengan dengkul agar tidak tergelincir. Bila saya rasa trek bersahabat atau nanjak saya naik dan gowes tetapi kalo saya rasa turunan dan licin ya saya turun. Kami sempat foto-foto di sekitar Puncak di bawah RA. Trek berlkutny asetelah batu, tanah dengan kubangan disana sini dilanjutkan dengan melalui sumber air. Memasuki kebon teh Gunung Mas kami terpaksa turun kembali meniti turun sepeda di trek yang curam dan licin, jalur pemetik teh. Selanjutnya trek cukup bersahabat hingga kami naiki sepeda dan turun masuk ke daerah pabrik the Gunung Mas, dan kami teruskan hingga ke pintu masuk Taman Safari Cisarua. Disini kami berpisah dengan Rudy yang harus segera kembali pulang dan memotong jalan melalui jalan raya puncak kembali ke masjid Gadog. Iman dan saya melanjutkan perjalanan melalui kawasan hutan pinus. Sebelum mencapai ke sana kami harus melalui tantangan mendaki cukup tinggi dengan sepeda. Jalur tanjakan  sudah disemen karena di sisi jalur tersebut banyak dihuni oleh penduduk sehingga tidak licin akan tetapi jarak tanjakan yang cukup jauh hingga dibagi menjadi tiga tahap yang biasa disebut tanjakan “ngehe”, atau jadi Ngehe-1, Ngehe-2 dan Ngehe-3 (ngehe diambil dari bahasa slang anak muda jadul yang padanannya bisa “mengesalkan”). Tidak salah memenag disbut demikian karena dengan gear berjumlah 9-10 pun harus turun, apalagi saya yang hanya 6 gear. Tanjakan Ngehe-1 saya lalap tanpa turun sementara Iman sudah turun menjelang ¾ jarak. Memasuki Ngehe-2 saya masih bisa di atas jok, tetapi tidak sampai ¼ tanjakan saya turun karena roda sudah tidak mau berputar…hehehe. Akhirnya kami turun, peserta gowes lain juga banyak yang turun dan dorong sepeda, mirip tukang siomay (kata Saptian) jadi gayanya disbut “nyomay” hehehe, ngak salah deh.
Tiba di puncak tanjakan Ngehe 3 kami belok kanan, saya tetap harus menunrun karena trek babak belur bekas dialiri air dan juga licin. Tidak banyak bersepada pada jalur ini hingga ke sawung 1. Dari sawung 1 kami mulai lanjut dengan mengikuti rombongan lain. Trek berbatu batu dan menurun. Sayapun berusaha menahan hentakan ban depan yang melindasi bebatuan besar. Pegal dan semutan kedua tangan ini, karena sockbreaker di bagian fork depan saya standard an didisain tidak untuk trek serius ini. Si Iman santai-santai saja, mengingat Giantnya sudah mumpuni untuk medan seperti ini. Makanya upgrade sepeda loe Ul atau beli aja yang merek lokal tapi sudah layak katanya. Iya lahsaya akui kalau sepeda saya harus di upgrade atau dijual utnuk beli baru.
Trek turunan dengan batu seukuran ini membuat pegal dan semutan tangan,
foto bertiga Rudy, Iman dan Paul lokasi sekitar RA
Rudy dan Iman diskusi sepeda dan merencakan trek berikut,
lokasi sebelum masuk kebon teh Gunung Mas
Bertiga sebelum turun ke kebon teh Gunung Mas

Foto lagi deh sebelum berpisah dengan dengan Rudy
Trek menurun licin dengan rem yang tidak pakem, berisiko terpeleset, terpaksa turun
dan menyeberang sumber air, lokasi sekitar RA
Paul S Hutauruk di sekitar Pabrik Teh Gunung Mas
Trek berlanjut terus bebatuan hingga memasuki hutan pinus kawasan cagar alam Hutan Gede Pangrango. Tidak seperti ini trek sebelumnya, trek ini lebih bersahabat dengan sedikit kubangan air sisa hujan semalam. Diawali dengan memasuki trek berkerikil kecil kami akhirnya memasuki jalan raya yang biasa saya dan keluarga lalui bila memotong jalan ke puncak melalui jalan belakang bukan dari jalan utama. Berhubung jalan aspal turunan sepi, kami kadang lepas tangan dan meregangkan badan meskipun tetap waspada akan motor dan penyebrang jalan. Terbayar sudah ngos-ngosan serta keringat tadi diatas..yiiiihhhhaaaaa. Dubrak….saya sempat terpeleset sekali karena mencoba mengemudikan sepeda dengan posisi punggung hampir hamper sejajar jalan dan siku saya posisikan pada pegangan kemudi. Hehehe untung saja tidak ada kendaraan yang kencang dari belakang dan menghantam kepala ini, karena saya jatuh ke kanan dan baret di kaki. Tidak bekgitu lama kami mampir ke rumah makan masakan sunda untuk makan siang karena jam menunjukkan pukul 12.00. Menu makan siang seperti biasa tanpa nasi, tetapi saya pesan ikan mas goreng, sayur singkong, tempe, tahu dan kentang. Saya juga minum sekitar 4 gelas air dan juice alpukat sekitar Rp20,000. Sekitar 30 menit kami berada disana untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan ke masjid Gadog yang ternyata tidak terlalu jauh dari rumah makan tadi. Tiba di Masjid kami langsung pasang sepeda diatas bracket, bersih badan sedikit pada bagian kaki dan tangan, serta ganti kaos dan celana. Mengesalkan tapi ingin mengulanginya…hahahaha       

Rabu, 19 Desember 2012

Reuni SMP Xaveirus III Palembang (Lulusan 1985)


Reuni merupakan salah satu bentuk acara pertemuan kembali yang umumnya telah berpisah tanpa pernah bertemu atau komunikasi cukup lama misal 5 tahun. Tujuan reuni adalah mempertemukan, mengingatkan serta mempererat hubungan. Reuni yang umum dilakukan seperti Reuni Sekolah, Reuni Band, Reuni Tim Ekspedisi, Reuni Kantor dan Reuni Keluarga. Saya yakin masih banyak lagi jenis reuni lainnya. Jika dikaitkan dengan tujuannya maka Reuni Band adalah menyanyikan lagu lama, mengaransemen ulang, menambahkan nada, memelesetkan genre atau gaya band tersebut. Reuni Ekspedisi biasanya bertujuan untuk mengenang perjalanan yang pernah dilakukan, mengenang rekan yang celaka atau meninggal pada saat pelaksanaan yang dilanjutkan dengan salut atau mengheningkan cipta untuk ybs. Reuni Keluarga bertujuan untuk mengingatkan hubungan darah antar peserta serta menjaga adat istiadat keluarga termasuk tutur sapa antara para peserta. Sementara Reuni Sekolah biasanya ditujukan untuk mempertemukan teman-teman sekolah seangkatan atau seluruh angkatan dan bertemu dengan guru-guru yang pernah mengajar.
Reuni biasanya berujung pada hal-hal untuk meningkatkan hubungan antara peserta menjadi lebih terikat satu sama lain dan atau untuk melakukan hal-hal yang lebih khusus lagi. Reuni Band bisa diikuti dengan pembuatan lagu atau album baru, reuni tim ekspedisi untuk mengadakan semacam napak tilas atau melakukan ekspedisi dengan lokasi lain, reuni keluarga untuk mengadakan jalan2 keluarga ke kampung halaman, sementara reuni sekolah untuk melaksanakan proyek memperbaiki gedung, peralatan dan perlengkapan sekolah.
Dari sekian jenis reuni, yang paling sering dilakukan tentulah Reuni Sekolah, benar bukan? Mengapa? Karena kita bertemu dengan orang yang sama, dan melakukan kegiatan yang sama cukup lama dengan waktu pertemuan yang lebih lama dari pada bertemu dengan orang tua sendiri. Setiap tahun dimanapun pasti ada Reuni SD, SMP dan SMA. Kalau reuni kampus pertama saya, seumur umur baru satu kali diadakan.
Untuk melaksanakan reuni dibuat panitia kecil penggagas acara lalu mereka membuat prosposal serta mencari nama dan alamat teman atau keluarga, guru atau atasan, mencari lokasi, catering, mendisain acara, membentuk panitia, dan menyusun anggaran. Pencarian dana untuk memenuhi anggaran dicari dari calon peserta reuni yang besarnya bisa sama atau berbeda antara peserta. Biasanya peserta yang lebih sukses dan terlihat paling mampu dapat dijadikan sponsor utama dan peserta lain memenuhi kebutuhan anggaran tersebut.  
Acara reuni untuk orang Timur biasanya diawali dengan doa bersama, lalu sambutan dari orang yang dituakan, dan dilanjutkan dengan sambutan dari panitia serta pelaksanaan acara. Acara yang harus ada pastinya Foto Bersama. Foto berguna untuk mengingatkan dan mengenang teman-teman yang telah berpisah setelah reuni dilaksanakan dan bisa digunakan pula sebagai rujukan untuk reuni yang akan dibuat pada waktu yang akan datang.
Beberapa waktu lalu tepatnya 2 September 2012 teman-teman seangkatan SMP Xaverius III Palembang mengadakan reuni di sekolah kami. Saya dan Hagung dari Jakarta terbantu mendapat tiket pesawat dari istri Hagung, dengan harga tiket 800ribu rupiah per orang. Berangkat dengan penerbangan pagi hari Sabtu 1 September dan tiba sekitar pukul 10.00. Di bandara bertemu dengan Sugeng salah satu teman SMP yang juga akan pulang dengan flight yang sama dengan kami. Tiba di bandara tujuan kami langsung makan pempek, makanan khas Palembang atau Sumatera Selatan. 
Aneka Pempek di Bandara Palembang, lenjer, bola, mie dan masih banyak jenis lainnya
Hagung Prabowo dan saya langsung hajar pempek begitu mendarat 
Tampak depan rumah tinggal masa sekolah SMP,  lebih terang karena banyak pohon yang dibabat, sebelah kanan sebelum garasi dulu ada kolam ikan 

Tampak halaman belakang rumah, saya sering malam bersama ibu duduk ngobrol sambil lihat bintang dan sesekali dengan gemericik air dari kibasan ikan di empang yang sekarang jadi lapangan rumput. Hari-hari terakhir disana saya dan teman-teman menguras empang tsb dan membagi-bagi ikan gabus...mmm masa yang menyenangkan  

Tampak rumah dari halaman belakang, pintu garasi dari kayu yang masih kokoh, teringat dulu membantu ayah memasukkan jerigen-jerigen air ke dalam mobil hardtop untuk dibawa ke proyek pergudangan di sekitar pusri

Tampak halaman depan lebih terang karena banyak pohon dibabat, dulu di pojok kiri ada pohon mengkudu, lalu ditengah  palem merah, dan pohon bambu, disepanjang kiri kanan koridor ini dulu ada tanaman purin-puringan 

Dari bandara Palembang kami ke rumah tinggal keluarga saya selama masa sekolah SMP atau 3 tahun (kebetulan ayah saya sempat bertugas disana). Dari rumah jadul saya yang berjarak 200 meter dari sekolah, kami lanjutkan perjalan ke sekolah dan bertemu dengan karyawan yang masih saling kenal, mengobrol dengan guru, dan foto ruang kelas, lapangan bola, serta obyek yang mengingatkan kita kembali. Dari sekolah kami jajan di warung tempat kami sering jajan dulu, menunya tekwan dan pempek. Dari sana kami bertemu sahabat se-geng (biasa kan anak usia tanggung, biking geng-geng-an) di rumah makan khas Pelembang lainnya dilanjutkan dengan check in hotel menginap kami. Sore hari mengunjungi makam teman kami Bambang yang meninggal pada usia 21 tahun, ditemani sahabat kami Ferry yang tinggal di Palembang. Ini salah satu alasan saya kesana selain reuni.. Malam minggu saya mengajak sahabat ke daerah Kuto (kalau tidak salah), hehehe napak tilas makan masakan Cina seperti dulu diajak ayah..mmm masa SMP masa pertumbuhan, makan apa saja masuk.
Gedung SMP, kelas tiga saya di bawah kiri depan

Halaman depan Sekolah SD-SMP Xaverius III Palembang


Di latar belakang adalah lapangan tenis di halaman rumah salah satu mantan guberbur Sumsel waktu itu, tempat saya berolah raga bersama abang saya
Bersama Ferry di atas makam teman sekolah SMP kami yang kurang terurus
Warung Makan kaki lima di daerah Kuto, belum menemukan rumah makan yang biasa  ayah dan saya kunjungi , atau mungkin karena terlalu malam kami kesini

Hagung, Ferry dan saya, mmmm makan enak..di belakang rombongan anak 2 sekolah ngamen menyanyikan lagu gerejawi
GKPI Palembang, dulu kecil sekarang besar dan berlantai dua 


Tenda Reuni dengan bangku dari kelas SD
Pengumuman pemberian hadiah untuk guru

Dokter Yanto Taslim memberikan kesan selama bersekolah di SD dan SMP ini
 
Door Prize untuk teman-teman..

Bersama Sri Lanita

Bersama Ferry dan Hagung beli oleh-oleh Pempek 

Hehehe..bersama sebagian teman-teman geng Boscha Arief Yulianto, Amran Pendy, Edi Zulfan, Hendry Agung dan Hagung 
Bersama guru dan teman di panggung foto oleh Edwin Nuradli

Bersama teman seangkatan, adik dan kaka kelas foto oleh Edwin Nuradli

Bersama Teman dan Guru di bawah pohon kamboja, foto oleh Edwin Nuradli

Pagi hari sempatin ke Gereja, Hagung ke Xaverius saya berangkat ke GKPI tempat saya diajak beribadah bersama ayah dulu, tetapi gereja tsb sekarang sudah pindah. Sempat lama cari lokasi barunya dan tiba 5 menit sebelum kebaktian dimulai. Selesai kebaktian langsung ke sekolah. Sudah ramai dengan teman-teman dan guru-guru. Ada teman-teman satu angkatan, ada adik kelas dan ada kakak kelas juga, meskipun peserta didominasi angkatan kami.
Acara dilaksanakan di halaman SD di bawah tenda. Dimulai dengan doa, sambutan, nyanyi, beri hadiah utk guru, hadiah door prize dan foto bersama. Ngobrol sana sini tidak perhatikan jalannya  acara sudah jadi pemandangan umum di setiap acara reuni tentunya. Acara diakhiri dengan foto bersama di bawah pohon kamboja...till we meet again...
    

Rabu, 29 Agustus 2012

Olimpiade London 2012


Olimpiade Musim Panas 2012, yang secara resmi bernama Games of the XXX Olympiad atau Olimpiade London 2012, dilaksanakan di London,InggrisBritania Raya mulai tanggal 27 Juli sampai 12 Agustus 2012 dan sekaligus menjadikan London sebagai kota pertama yang secara resmi mengadakan Olimpiade modern sebanyak tiga kali setelah tahun 1908 dan 1948.
Acara pembukaan dilakukan pada pukul 21.00 waktu Inggris atau pukul 03.00 WIB. Acara pembukaan yang dilaksanakan oleh para volunteer menunjukkan kilas balik kondisi Inggris raya sejak jaman prasejarah, industrialisasi hingga masa kini. Masa munculnya industrialisasi ditunjukkan dengan munculnya cerobong-cerobong asap dari dalam tanah lalu muncul perahu uap. Figur yang ditonjolkan adalah ikon Inggris yang bukan atlet saja termasuk politisi, musisi dan artis film seperti Beatles dan Mr. Bean dimasukkan dalam suatu rangkaian prolog yang apik. muncul adegan Daniel "James Bond" Craig yang menjemput Ratu Elizabeth menggunakan helikopter. Adapula David Beckham yang megemudikan speedboat di atas sungai Thames mengantar api olimpiade. Selanjutnya iring-iringan peserta yang datang dari 204 negara atau sekitar 10500 atlit akan bertanding pada 302 pertandingan dari 26 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sayup-sayup mengiringi devile peserta dapat kita dengar suara musik atau lagu irama rock dari musisi Inggris Raya seperti Rolling Stones, Beatles, U2, hingga Adele.  Acara pembukaan diresmikan dengan singkat oleh Ratu Elizabeth dan diakhiri dengan pesta kembang api yang spektakuler. Luar Biasa!! Inggris benar-benar meraih dan mempersiapkan impian untuk menjadi tuan rumah terbaik, dan semoga Inggris dapat pula menjadi peraih medali yang dominan pada olimpiade kali ini. 
Opening Ceremony http://www.wahm-bam.org

Panas? Beli AC!


Cuaca saat ini pukul 15.20 WIB di luar djendela terang dan panas hingga sekitar 42 derajat, bayangan tirai matahari bergaris-bergaris memantul pada lantai yang tidak dilapisi karpet. Suhu ruangan menjadi ikut panas karena jendela menghadap barat selain disebabkan pula dengan beroperasinya 8 unit PC, 3 unit notebook, 3 unit printer yang seolah saling bersahut-sahutan, serta 9 pasang lampu neon dan kami serasa dalam oven bilamana AC tidak mampu lebih dingin lagi atau lebih parahnya lagi listrik mati. Listrik mati tidak masalah pada perangkat computer dan printer kami karena kami memiliki genset yang dapat menghasilkan listrik selang 5 menit, tetapi untuk AC tidak dapat diaktifkan. Adapun unit AC dalam ruangan berukuran 10 x 10 m ini terdiri dari 3 unit split serta 1 unit Cassette type / Central berlobang 4.
Casstte Type dipasang pada langit-langit


AC Split terdiri dari Indoor dan Outdoor dengan remote control

Merk AC split berdaya masing-masing 2PK yang digunakan beragam ada LG dan Daikin sementara untuk central menggunakan merk Toshiba. Di pasaran AC masih banyak lagi merek yang ada termasuk merek lokal. Pasar AC di Jakarta terdapat di kawasan Glodok Jakarta Pusat, akan tetapi untuk calon pembeli yang tidak mau berjalan jauh ke kawasan tersebut dapat membeli di supermarket besar seperti Lotte Mart, Hypermart atau Carefour. Harga bervariasi yang umumnya dibedakan menurut besar daya dan antara masing-masing merk tidak jauh berbeda dengan kisaran pembeda antara 100-150ribu. Umumnya harga tersebut termasuk ongkos pasang dengan panjang pipa tembaga tertentu, biasanya diberi 2 meter. Apabila jarak antara indoor AC Split dengan Outdoor unit (Compressor) lebih dari 2 meter maka pembeli harus menambah biaya beli tambahan pipa tersebut yang dihitung dengan harga per meter.

Pasar AC tentu saja menjanjikan di Negara beriklim tropis yang cenderung semakin panas pada beberapa tahun terkahir ini. AC sudah bukan merupakan barang mewah seperti tahun 70-80an, ttetapi seperti kebutuhan utama dalam membangun rumah sejahtera.
Sebelum membeli sebaiknya konsultasikan kebutuhan AC dengan agen penjual agar daya AC yang dibeli sesuai dengan ukuran ruangan yang akan didinginkan. Selain itu sebaiknya pilih yang berdaya listrik rendah dengan cairan pendingin yang tidak berpotensi merusak lingkungan. Saat ini dengan isu go green yang dicanangkan oleh produsen AC rasanya tidak terlalu sulit untuk memilih unit AC baru.

Jumat, 20 Juli 2012

Setelah menggelar stand pameran Jakarta Book Fair yang berakhir pada 1 Juli 2012, Eureka Logsitics kembali menggelar stand pada acara 3rd Indonesia Transport & Logistics Expo and Forum pada 11-13 Juli 2012 bertempat di JCC. Pada hari pertama yang bersamaan dengan jadwal pemilukada DKI acara dibuka pada pukul 14.00. Peresmian pembukaan acara dilakukan oleh salah seorang Deputi Menteri Perindustrian RI. Acara ini merupakan gabungan acara dari berbagai industri selain transport dan logistics termasuk industri kimia (INA Chem), baja (Indonesia Steel), pipa & kabel (Indonesia Tube Cable Wire) dalam satu kesempatan. Total peserta yang mengikuti acara ini sebanyak 280 perusahaan yang datang dari lima negara termasuk Cina, Malaysia, Singapura, dan Korea. 
Pada acara tersebut Eureka Logistics menggelar stand dengan no stand PB27 berdampingan dengan peserta dari Kementrian Perindustrian. Pengunjung expo dan forum ini sudah tentu berbeda dengan pengunjung pameran komputer atau buku, dimana acara kali ini bertema B to B bukan eceran / jualan. Pengunjung stand Eureka Logistics pada pameran ini lebih banyak adalah para penggiat transport dan logistik pada perusahaan tempat mereka bekerja. Berbeda dengan pengunjung stand Eureka Logsitics pada acara pameran buku yang sangat beragam latar belakangnya dan dapat dikatakan tidak ada yang berlatar belakang transport dan logistik. 
Pada kesempatan ini Eureka Logistics mengedarkan undangan kepada peserta stand berupa fllyer seperti gambar di sebelah. Flyer dibagikan pada para peserta stand pameran disamping pada pengunjung umum. 

Untuk mendukung promosi stand pada acara ini kami juga meletakkan empat buah x standing banner.Pada kedua media promosi ini yang terdiri atas flyers dan x banner tak lupa kami tampilkan logo perusahaan sponsor / pendukung stand kami termasuk PT. Penerbit Erlangga, GAPPrint, Asco, Astra International, SCB, Jala Anugerah, Fans Logistics serta Bonatiga Jaya Abadi.
Stand kami berukuran 3x3 dan tinggi 4m dengan bagian terbuka pada bagian depan, samping kiri dan kanan berbatasan dengan peserta lain Sumosor IT dan Bumi Modern sementara bagian belakang berbatasan.dengan tembok.
Stand kami buat seunik mungkin dengan ditambah daya tarik berupa pemberian goodie bag dengan isinya yang terdiri atas ballpen dan blocknote, dan ditambah minuman hangat atau dingin serta biskuit atau permen yang dapat dipilih pengunjung bila ingin duduk dan berdiskusi dengan petugas stand kami. Stand kami isi dengan meja dan bangku bar dan televisi LCD untuk mendukung presentasi kami. Berikut gambar liputan acara dan stand beserta aktivitasnya.
Acara Pembukaan diselingi tarian dari Jakarta
Stand Eureka Logistics
Crew Stand: Ockta Riana, Paul S Hutauruk, Widyanto, Vitri Yeni, Quinta S, Fadhliandi