Selasa, 31 Januari 2012

Green logistics: Obama heeds the call for natural gas in transportation


During his State of the Union address earlier this week, President Barack Obama said the White House will take steps to develop the country’s natural gas supply that can last roughly 100 years and could create up to 600,000 jobs by the end of this decade, as well as power trucks and factories that are cheaper and cleaner.
He took that theme a step further yesterday, when he laid out his plan to develop every available source of American energy, which includes the safe and responsible production of the nation’s oil and natural gas resources.
Speaking at a UPS facility in Las Vegas yesterday, Obama stressed that fact that the U.S is moving in the right direction, when it comes to domestic oil production, citing that American oil production is at its highest level in eight years, with 2011 representing the year in which the U.S relied on less foreign oil than in any of the last 16 years. But even with domestic oil production doing relatively well, he said that the U.S. produces only two percent of the world’s oil reserves, which led him to the topic of natural gas.
“Some of you may not have been following this, but because of new technologies, because we can now access natural gas that we couldn’t access before in an economic way, we’ve got a supply of natural gas under our feet that can last America nearly a hundred years,” said Obama. “And developing it could power our cars and our homes and our factories in a cleaner and cheaper way.  The experts believe it could support more than 600,000 jobs by the end of the decade.  We, it turns out, are the Saudi Arabia of natural gas.  We’ve got a lot of it.”
And with such an abundance of natural gas, Obama said it is something the country needs to take advantage of to become energy independent and subsequently lead the world in developing natural gas technology and creating a generation of new energy jobs in which U.S. natural gas resources help make manufacturers competitive for decades.
Obama cited the April 2011 roll out of the White House’s National Clean Fleets Partnership, which was designed to help large companies reduce diesel and gasoline usage in their fleets by meshing electronic vehicles, alternative fuels, and fuel-savings measures into their daily operations. This effort, which focuses to a large degree on replacing gasoline and diesel powered vehicles with advanced technology vehicles or those that run on alternative fuels like electricity, natural gas, biodiesel, ethanol, hydrogen, or propane, now has 14 corporate partners, including, UPS, FedEx, AT&T, and PepsiCo., among others.
As part of the White House’s natural gas plan, Obama mentioned four key objectives for future natural gas innovation:
1-proposing new incentives for medium- and heavy-duty trucks that run on natural gas or other alternative fuels;
2-launching a competitive grant program to support communities to overcome the barriers to natural gas vehicle deployment;
3-developing transportation corridors that allow trucks fueled by liquefied natural gas to transport goods; and
4-supporting programs to convert municipal buses and trucks to run on natural gas and to find new ways to convert and store natural gas.
In his comments at the UPS facility in Las Vegas, Obama said that the proposed transportation corridors are highways that have natural gas fueling stations between cities, akin to the one opened this week by UPS, South Coast Air, and Clean Energy Fuels between Los Angeles and Salt Lake City.
Clean Energy founder T. Boone Pickens has said repeatedly that if the 8 million Class 8 vehicles on the road today in the U.S. switched from diesel to natural gas, that would represent a reduction of 2.5 million barrels in imported oil per day and cut down on the 35 billion gallons of diesel consumed per day by the trucking industry, with a $1-$2 dollar per gallon decrease, too.
A green logistics expert told LM that this plan has tremendous potential for the country’s future energy development roadmap.
“Industry and business leaders all support the use of available energy resources within the United States to make the U.S. less dependent upon foreign oil as well as to increase job opportunities,” said Brittain Ladd, global supply chain consultant for CapGemini. “My recommendation is that there should be a collaboration between business, communities and government to ensure that there is a strategy in place to optimize the energy resources we have available to drive adoption as fast as possible. Additionally, the more the government can provide support to the trucking industry to help cover the costs of converting diesel tractors to run on LNG as well as partner with private investors to create an LNG fueling infrastructure, the greater the success can be achieved. Just as the U.S. government invested in the modern highway system the government can and should make a similar investment in the use of LNG.”

Source: By Jeff Berman, Group News Editor January 27, 2012
http://www.logisticsmgmt.com/article/green_logistics_obama_heeds_the_call_for_natural_gas_in_transportation/
http://pangreen-logistics.com/images/think_green.jpg

Mengonsumsi Antibiotik, Perlu Enggak Ya?

REPUBLIKA.CO.ID, Tak jarang, bila ke dokter, kita mendapatkan obat berupa antibiotik. Seorang ibu sempat mengeluhkan bahwa dokternya kerap memberikan antibiotik untuk anak yang berpenyakit ringan seperti batuk. Lantas, bagaimana sebenarnya kita harus mencermati antibiotik?
Menurut dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, antibiotik adalah zat antimikroba (zat antikuman) yang berasal dari  mikroba lain, umumnya jamur, atau dapat juga dibuat secara sintetik.  Contohnya, lanjut Zubairi, antibiotik penisilin yang ditemukan oleh Alexander Flemming  merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh jamur. Satu jenis antibiotik  biasanya hanya ampuh untuk satu kelompok kuman tertentu, tetapi tidak  untuk kuman yang lain, tetapi ada pula antibiotik yang dapat membunuh  berbagai kelompok kuman.
Kendati begitu, Zubairi tetap menekankan agar hati-hati saat mengonsumsi antibiotik. Pasalnya, bila sembarangan dapat  menimbulkan masalah yang serius misalnya alergi, dan yang paling ditakuti  adalah bila terjadi resistensi, artinya antibiotik yang dipakai menjadi  tidak ampuh lagi. Kuman menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut. Demam memang merupakan tanda adanya infeksi. Demam terjadi karena sel-sel  tubuh bereaksi untuk melawan infeksi tersebut.
Demam juga dapat terjadi  karena keadaan lain, misalnya dehidrasi. Biasanya yang disebut dengan  demam adalah jika suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius. Menurut Zubairi, sebagian besar demam pada anak disebabkan oleh virus. Virus tidak dapat dibunuh  dengan antibiotik tetapi dengan obat antivirus. Umumnya penyakit yang  disebabkan virus merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan  bantuan sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu pengobatannya adalah  dengan menjaga kondisi tubuh. Jadi, memang tidak semua demam memerlukan antibiotik.
Zubairi juga menekankan, batuk pilek (flu)  biasanya tidak perlu diberi antibiotik. Antibiotik menjadi perlu apabila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, biasanya ditandai dengan penyakit  yang tidak membaik atau malah memburuk setelah beberapa hari. Perubahan warna dan kekentalan ingus atau dahak merupakan hal yang normal pada sakit  pilek dan tidak perlu diberikan antibiotik. Diare juga tidak selalu harus diberi antibiotik karena diare dapat disebabkan oleh virus atau akibat intoleransi terhadap makanan yang  dimakan. Infeksi telinga juga tidak selalu membutuhkan antibiotik.
Sebagian anak mengalami infeksi telinga akibat penumpukan cairan pada penyakit flu. Bila sakit flunya membaik maka sakit telinganya akan  membaik pula. Jika sakit telinga menetap maka mungkin perlu diberikan antibiotik. Anak-anak sering juga mengalami demam tinggi tanpa diketahui penyebabnya.  Jika terjadi hal demikian yang perlu dilakukan adalah menjaga agar  panasnya tidak semakin tinggi dengan memberi obat penurun panas seperti  parasetamol yang banyak dijual di pasaran.
Selain itu, dapat pula  dilakukan pengompresan dengan air hangat. Jangan mengompres dengan air dingin atau es karena hal ini dapat menyebabkan anak menggigil dan suhu tubuhnya malah semakin meningkat. Jadi, antibiotik hanya diberikan atas indikasi yang tepat dan penggunaannya harus dengan aturan tertentu. Jika demam yang dialami anak  tidak terlalu tinggi dan tidak disertai gejala-gejala yang mengkhawatirkan  maka tidak perlu langsung dibawa ke dokter. Jika sakit anak menetap atau  bertambah parah maka anak perlu dibawa ke dokter, bahkan mungkin perlu  diberi antibiotik atau obat yang lain.

Sumber: 

Inilah Posisi Tidur Enak Bikin Bebas Pegal

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak dipungkiri pentingnya tidur untuk kesehatan. Namun ternyata tidur bukan perkara memejamkan mata saja. Salah memilih posisi tidur bisa menyebabkan Anda terbangun dalam keadaan pegal atau leher kaku dan sakit. Simak posisi tidur yang harus dilakukan dan mana yang harus dihindari.
Tidur terlentang
Posisi tidur ini sangat ideal untuk mencegah nyeri pada leher dan punggung, mengurangi refluks asam lambung, meminimalkan keriput serta menjaga bentuk payudara agar tak mudah kendur.
Sayangnya posisi tidur terlentang ini bisa menyebabkan ngorok. Untuk mereka yang sering mendengkur disarankan untuk menggunakan bantal yang empuk agar kepala dan leher tidak tersangga terlalu tinggi. Tidur terlentang juga sering menyebabkan nyeri punggung, karena itu letakkan bantal di bawah lutut sehingga tungkai agak tertekuk. Bila alas tidur terlalu empuk, taruhlah papan setebal kira-kira 1 cm di bawah seprai.
Tidur miring
Secara umum posisi tidur miring bagus untuk kesehatan karena efektif untuk mengurangi ngorok. Posisi tidur dengan lutut ditekuk dan agak diangkat ke arah dada dengan menjepit bantal sangat dianjurkan untuk mencegah nyeri punggung.
Posisi tidur miring merupakan posisi tidur yang paling nyaman untuk ibu hamil. Selain melancarkan sirkulasi darah, saat perut semakin membesar, posisi tidur terlentang bisa membuat sesak napas.
Kelemahan dari posisi tidur ini adalah mempercepat timbulnya kerutan di wajah. "Semua tekanan akan berada pada satu sisi yang menghadap bantal. Posisi ini juga menyebabkan payudara cepat kendur," kata Dr.Roshini Rajapaksa, editor kesehatan majalah Health.
Posisi melengkung
Posisi tidur dengan posisi menyamping dengan lutut di tekuk dan agak diangkat ke arah dada seperti posisi janin sangat tidak dianjurkan. "Posisi melengkung ini akan menekan diafragma sehingga bisa mengganggu pernapasan," kata Dody Chang, ahli akupuntur dari Center for Integrative Medicine, AS.
Ia menambahkan, posisi tidur melengkung ini juga bisa menyebabkan nyeri punggung, wajah keriput lebih cepat, serta payudara mengendur. Kendati begitu posisi tidur ala janin ini sering dirasa nyaman oleh ibu hamil.
Tidur tengkurap
Untuk mereka yang sering mengeluh nyeri punggung, sebaiknya menghindari posisi tidur tengkurap, kecuali perut diberi ganjalan bantal. Posisi tidur seperti ini sulit menjaga posisi netral untuk tulang punggung.
Tidur tengkurap akan memberi tekanan pada sendi dan otot-otot sehingga mengiritasi saraf dan menyebabkan nyeri, serta kebas. Selain itu dalam posisi ini kepala akan berada pada satu sisi dalam waktu lama sehingga leher akan pegal.

Sumber:

Zhang Da, Kisah Seorang Anak Teladan dari Negeri China

Ada seorang anak laki yang luar biasa di sebuah desa propinsi Zhejiang China, namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati, membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Betapa jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat, maka mereka pun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan negara yang tinggi kepadanya.

Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 pemerintah China, di provinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara nasional ke seluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Zhang Da Anak Teladan

Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati. Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.

Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.

Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggung jawab untuk merawat papanya.

Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.

Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.

Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.

Zhang Da Anak Teladan

Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,

"Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah? Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!"
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu." Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab,

"Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!" 
Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?

Zhang Da Anak Teladan

Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya. Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.

Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.

Sumber : emotivasi.com maskolis http://maskolis.blogspot.com/2011/06/zhang-da-kisah-seorang-anak-teladan.html

Zhang Qianqian, Kisah Gadis Kecil yang Mengharukan

Seorang bloger di China menempatkan sebuah artikel pada internet disertai serangkaian foto kehidupan gadis 15 tahun—seorang gadis yang mendapat pujian sebagai “gadis kelahiran 1990-an paling bijaksana.”


Namanya Zhang Qianqian, dan ia bekerja pada tempat pembuatan batu bata di kota Guizou, 12 jam sehari selama liburan musim panas. Selain itu ia juga mengasuh adik perempuan serta si-kembar saudara bungsunya. Kisah Zhang membuktikan sebuah semboyan China kuno: “Anak-anak keluarga miskin menjadi penyambung hidup sejak dini.”

Seorang bloger telah menanggapi foto-foto tersebut, “Hidup tidaklah mudah. Sama seperti gadis muda itu, ia tidak dapat menikmati liburan musim panasnya, karena harus bekerja keras untuk mengurangi beban orang tuanya.”

Banyak dari yang lain juga menyatakan simpati mereka. Seseorang telah menulis, “Betapa pahitnya! Saya tidak dapat membantu, air mata terasa menetes setiap memandang foto tersebut. Itu mengingatkan saya pada masa kanak-kanak saya di pedesaan”.

Menurut penulis artikel foto tersebut, foto-foto itu diambil pada sebuah tempat pembuatan batu bata di wilayah pedesaan, selatan provinsi Jiangsu. Buruh-buruh disana bekerja dari pukul 6 pagi sampai 6 sore dengan istirahat singkat disiang hari.

Gadis dalam foto tersebut harus menarik pedati untuk mengirim batu bata, sambil mengasuh beberapa saudara kecilnya yang sedang bermain. Sebagai pengirim batu bata, para buruh mendapat upah sekitar 30 yuan (kira-kira US$4,40) per-hari.

Penulis itu mengatakan bahwa ia tidak berniat memperoleh uang dari foto-foto ini. Ingin melakukan suatu hal yang mungkin dapat membangkitkan perasaan kasihan sang majikan untuk membebaskan gadis tersebut dari perbudakan.

Tempat pembuatan batu bata dan buruh anak-anak menjadi topik sensitif setelah media mengungkap, banyaknya anak-anak yang dijadikan budak oleh perusahaan batu bata illegal di China dalam beberapa tahun terakhir ini. (EpochTimes/sua)

Zhang Qianqian (15) bekerja 12 jam sehari pada pembuatan batu bata di pedesaan China selama liburan musim panas

Zhang Qianqian memiliki tiga saudara kandung; yang termuda, kembar

Zhang Qianqian sedang merawat salah satu adiknya

Kembali dari mengirim batu bata

Zhang Qianqian, berkerja tanpa kenal lelah.

Zhang Qianqian harus terus bekerja dan melupakan untuk bermain bersama saudara-saudaranya

Hidup ini tidak mudah, di usia yang masih sangat muda Zhang Qianqian tidak bisa menikmati liburan musim panas, dia harus bekerja untuk mengurangi beban orang tua

Sumber : erabaru.net maskolis http://maskolis.blogspot.com/2011/11/zhang-qianqian-kisah-perbudakan-anak-di.html