Senin, 07 Oktober 2013

Merdeka “Fun Bike” Republik Indonesia ke-68



Pada hari Sabtu, 17 Agustus 2013, kita merayakan Hari Raya Kemerdekaan Republik tercinta ini yang ke-68 tahun. Seperti perayaan pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan  diisi dengan berbagai lomba dan kegiatan lainnya yang pada intinya untuk mempererat kerukunan antar angota kelompok masyarakat missal saja antar penduduk dalam satu Rukun Tetangga (RT), antar karyawan suatu kantor, antar siswa siswi sekolah, maupun antar anggota rumah ibadah seperti yang kami lakukan sebagai anggota Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Resort Menteng Jakarta Pusat.


Persiapan Fun Bike di halaman gereja, briefing, nyanyi dan berdoa dipimpin Pdt. Dr. Einar Sitompul
Pengguntingan pita dimulainya Fun Bike oleh Pdt. Arthur Sitorus, diapit oleh Pdt. Dr. Einar Sitompul dan Inang Pdt. Mika Purba
Perayaan hari kemerdekaan gereja kami dilaksananakan dengan panitia NHKBP (Naposo HKBP) atau Kelompok Pemuda Pemudi HKBP Resort Menteng. Perayaan seperti pada tahun lalu dilakukan dengan gowes bersama atau fun bike. Kegiatan fun bike dimulai dari gereja kami di Jl. Jambu Menteng Jakarta Pusat pada pukul 07.30. Sebelumnya kami berkumpul pada pukul 06.00 untuk melakukan daftar ulang, menerima pembagian sepeda sewa-an (untuk yang mendaftar tanpa bawa sepeda sendiri), sarapan yang disediakan panitia kopi, teh dan roti, dan ngobrol-ngobrol.
Kami diundang berkumpul ke halaman gereja yang semakin sempit karena sedang direnovasi untuk mendengarkan briefing oleh ketua pelaksana termasuk penjelasan rute yang dilanjutkan seperti pertemuan yang digagas gereja, apapun kegiatannya pastilah ada nyanyi dan doa bersama, dan itulah yang kami lakukan. Start gowes diawali pengguntingan pita merah oleh Pendeta Arthur Sitorus (pendeta diperbantukan) didampingi Pendeta Dr. Einar Sitompul (pendeta uluan) HKBP Menteng. Setelah pita digunting kamipun para peserta berjumlah sekitar 150 orang mulai menggowes.
Berhenti sebentar di Jl. Imam Bonjol, menunggu rekan rekan di belakang
Tertib berlalu lintas, meski bersepeda tetap harus berhenti bila lampu merah
Petugas Medik / P3K di antara rombongan
Suasana lengang Jl. MH. Thamrin, Sabtu 17 Agustus 2013
Rute yang kami jalani dari Jl.  Jambu ke Taman Surapati, belok kiri ke Jl. Iman Bonjol lalu belok kiri ke Jl. Cik Di Tiro, lalu belok kiri lagi ke Jl. Cut Meutia, terus masuk Jl. Sam Ratulangi, belok kanan ke Jl. Jusuf Adiwinata, lalu berputar di ujung jalan tersebut masuk ke Jl. H. Agus Salim, lewati Gereja Theresia yang sedang persiapan lomba acara 17-an juga di halamannya, terus lagi dan belok kanan masuk Jl. Kebon Sirih, belok kiri arah Gambir, belok kiri ke Jl. Medan Merdeka Selatan, lewati Kedubes AS, hingga ke buderan Jl. Thamrin, belok kiri arah selatan, terus hingga bunderan Hotel Indonesia (namanya belum diganti meskipun hotel tersebut telah berganti nama), belok kiri arah barat, dan berhenti di Taman Surapati untuk foto bersama, dan selanjutnya kembali ke gereja, dengan perkiraan total jarak tempuh 10km dengan waktu 1.5 jam. Selain di Taman Surapati kami beberapa kali berhenti untuk menunggu peserta yang belakang juga berkoordinasi dengan polisi karena ada beberapa titik yang tidak bisa dilewati karena pada saat bersamaan ada acara di kantor lainnya.
Sepeda sewaan untuk peserta yang tidak bawa sepeda sendiri dipoolkan
Penutupan Acara dengan pembagian door prize
Berkumpul lagi di halaman gereja kami menuggu acara pembagian doorprize sebanyak 5 buah, dilanjutkan doa dan makan siang yang disediakan panitia berupa nasi paket D’Cost (nasi, sayur dan ikan) yang nikmat sekali. Sayapun kembali ke rumah dengan gowes seperti waktu berangkat dari rumah dengan United MTB hijau. Saya menyempatkan mampir di Pejaten Village untuk membeli rantai anjing dan beberapa kebutuhan. Pengelola Pejaten Village cukup perhatian pada pengendara sepeda dengan menyiapkan parkiran sepeda di depan pintu utara, menghadap Republika di samping pangkalan taxi blue bird.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bila membuat event serupa seperti;

  1. Koordinasi ijin keramaian serta rute yang akan dilalui dengan kepolisian setempat
  2. Kostum Panitia (marshal) dengan warna nge-jreng sebagai pengenal serta cepat terlihat
  3. Senam atau gerakan pemanasan bersama
  4. Cara mengubah kecepatan sepeda
  5. Cara mengemudikan kendaraan yang aman dan benar
  6. Pemberitahuan hal-hal yang harus disiapkan peserta sebelum berangkat dari rumah seperti sarapan apa, makanan dan minuman yang harus dibawa, kostum (kaos lengan panjang supaya kulit tidak terbakar)  dan obat-obatan pribadi
  7. Setiap tikungan pertigaan atau perempatan harus ada petugas marshal
  8. Pengeras suara di mobil advance (mobil terdepan) untuk beri aba-aba ke peserta seperti menunggu, gunakan satu jalur kiri, dll
  9. Gunakan Handy Talkie untuk koordinasi
  10. Siapkan truk atau mobil pick up utk kondisi darurat atau sepeda rusak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar