Jumat, 11 Oktober 2013

Sengat Panas Pendakian Gunung Guntur



T: Lanjut gunung mana nih setelah Cikuray?
J: Guntur deh…
T: Kapan waktu yang asik?
J: Ok deh 24-25 November 2012

Saya jalan kaki ke jalan raya yang dilewati angkot ke Pasar Minggu terus lanjut naik angkot ke Pasar Rebo terus pindah lagi ke angkot yang ke Kampung Rambutan. Saya membawa ransel Rhino jadul warna merah 60 kubik yang saya beli, dulu sekitar 1994. Hehehe kita jalan lagi man…bisik saya sambil memeluknya dengan kaki dan tangan di dalam angkot yang berdesakan. Tak lupa saya bawa dan ikat bracket sepeda untuk menggantungkan sepeda teman saya Iman yang akan gowes di Guntur. Iman belum siap naik lagi tapi berencana tour keliling kota Garut.
Satu per satu dari kami bermunculan di samping Indomaret yang berada dalam komplek SPBU seberang Kampung Rambutan antara pukul 23.00-23.30. Kami kemas semua ransel dalam bagasi belakang mobil Toyota Inova milik Anset dan terakhir dibagian belakang mobil kami gantungkan sepeda Giant milik Iman.
Sebelum berangkat seperti biasa kami foto bersama yang kami minta abadikan oleh salah satu pengunjung toko Indomaret atau SPBU hehehe. Jadilah foto kami beredar melalui BB terutama pula pada tim pemantau dengan coordinator Inge dan Aji. Kami terdiri dari Anwar, Anset, Iman, Inka atau Pingkan aka Iboy, Rudy, dan saya. Bergantian kami mengendarai mobil, mengambil rute JORR lalu lanjut Cipluarang hingga habis di Cileunyi dan masuk Garut. Jalur masuk ke Guntur lebih dulu kami dapatkan dari jalur masuk ke Cikuray. Dari jalan utama Garut kami masuk ke desa Pasawahan Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler hingga 2kmdan tiba di rumah RT setempat sekitar pukul 05.30. Rumah yang memilikiwarung ini menjadi tempat penitipan parkir dan penginapan Iman dikala menunggu kami kembali turun dari puncak nanti. Bergantian kami masuk dan belanja keperluan di warung yang agak sempit karena banyak barang. Banyak pula laki-laki buruh tambang yang belanja keperluan. Buruh laki-laki ini berprofesi sebagai penambang pasir, yang dikeduk secara bertahap. Kami pun melanjutkan perjalanan setelah mengemas ransel dan sepeda ke dalam dumptruck pasir menuju pintu masuk gunung. Truk naik turun diantara tambang pasir dengan lubang di kiri kanan bekas galian. Dari tambang pasir ini dengan cuaca cerah kami dapat melihat puncak 1 Guntur.
Foto bersama team termasuk goweswer Iman "Gundul" Sulaeman dengna latar belakang Gn. Cikuray ditambang pasir
Iman dan Cikuray, Rudi Pranoto dan saya diatas Dump Truck tambang pasir
United we stand
United we stand
Kami mulai masuk trek pukul 09.00, melalui pohon rimbun dan keluar dari pepohonan barulah kami masuk ke trek terbuka dengan ilalang di kiri kana kami. Trek berkerikil, pasir dan lembab. Sedikit demi sedikit kami naik dan suhu mulai beranjak naik memanasi badan dan terutama tengkuk kami. Tidak salah Anwar meminta kami menyiapkan topi dengan sayap belakang untuk menutupi tengkuk serta menggunakan kaos lengan panjang pula bila kulit tidak mau terbakar. Pukul 12.00 kami berhenti di bawah salah satu pohon yang tersisa untuk makan siang. Setelah beristirahat sejenak sambil tidur-tiduran kami lalu bersiap mengemas kembali matras ke dalam ransel. Trek semakin terjal menuju Puncak 1. Bergantian kami menemani rekan perempuan kami satu-satunya Inka yang pelan tapi pasti melangkah maju terus. Sementara teman-teman sudah lanjut terus hingga puncak 2, kami berdua tiba di Puncak 1 sekitar pukul 15.00, yang ditandai dengan batu yang menonjol keluar. Saya menyempatkan diri berfoto dengan pemandangan Guntur di bawahnya, begitu juga Inka. 
Trek terbuka panas menyengat
Trek berpasir
Bandana / kain untuk menutup kepala dan tengkuk, wajib bawa
Andi Setiadi di trek, latar belakang kota Garut
Our Sista.. Anastasia C Pingkan Ulaan ..slow but sure, "tapi jangan jatoh lagi ya"
Aksi Pingkan di Gn. Guntur
Andi Setiadi - Anset in action
Rudi Pranoto di Guntur
Puncak 1 Guntur, latar belakang bawah kota Garut
Bukit Teletubies
Dalam perjalanan dari Puncak 1 ke Puncak 2
Pingkan dan Anset mendaki bukit Teletubies
Setelah puncak satu kami lanjutkan perjalanan mendatar hingga kami lihat bentuk gunung kembali seperti gunung di acara tv anak teletubies. Kami menyusuri bentuk undakan besar tersebut dan naik hingga kami bertemu kembali dengan teman-teman yang telah mendirikan tenda di puncak 2 pada pukul 16.00.
Kamipun segera mendirikan tenda, membantu masak memasak, dan bersiap makan sore sekaligus makan malam. Kopi jahe menjadi favorit saya, dengan menyeduhnya dalam cangkir….nikmat tiada tara. Dibandingkan dengan starbuck, coffeebean, JCo, Anomali dan coffee shop lainnya, hahaha rasa kopi jahe produk salah satu perusahaan jamu ini tidak kalah man! Lokasi memang menentukan hihihi… masalahnya memang sulit membangun coffeeshop bermerk terkenal apalagi dengan tuntutan target penjualan yang tidak sedikit, siapa yang sanggup beli di tempat seperti ini? Hemmmm sayang memang, di Indonesia belum ada gebrakan membuat shelter menginap atau paling sedikit coffeeshop di puncak gunung.
Masak memasak
Pete bakar hahaha
Camp
Suasana kegiatan di Camp


    
Menanti Fajar
Tetap dingin

Camp dari puncak 3, puncak aspal
Ngopi ngopi
Setelah merencanakan perjalanan besok termasuk summit attack, kami beringsut ke dalam tenda untuk beristirahat. Kami bangun sekitar pukul 04.00 dan segera mengemas barang yang kami perlukan saja seperti kamera, botol minuman dan senter untuk melanjutkan aktivitas. Setelah foto kota Garut pagi hari kami turun dari Puncak 2 menuju Puncak 3. Tiba di puncak 3 yang berketinggian 2,249 dpl, suasana pagi dengan awan kemerahan di sisi Timur menyambut kami. Momen demi momen kami manfaatkan untuk kami abadikan.
Anwar, Anset dan saya melanjutkan perjalanan menuruni puncak 3 dan naik kembali ke Puncak Aspal atau Puncak 4. Disini tanah menghitam seperti terkena lava yang mengeras seperti aspal. Kami juga melihat susunan batu seperti pagar bersegi empat yang diketahui dari Anwar sebagai makam keramat. Kami berfoto sejenak dan melanjutkan perjalanan kembali ke Puncak 2 lokasi camp.

Camp Puncak 2
Garut dari Puncak Guntur
Bertiga di Puncak 3
Bertiga di Pucak Aspal dekat makam
Puncak 4 Puncak Aspal
Latar belakang Gn. Cikuray
Antara Puncak 3 dan 4
Antara Puncak 3 dan 4
Anwar setting camera
Puncak 3 Guntur
Tiba di lokasi camp kami mulai masak, makan pagi dan setelah makan kamipun berkemas. Ransel terasa makin ringan setelah persediaan air berkurang. Setelah berfoto “keluarga” kami beranjak meninggalkan Puncak 2 menuju Puncak 1 dan turun terus. Beberapa teman menggunakan tongkat penyannga agar tidak jatuh. Inka yang berbobot besar beberapa kali terjatuh tetapi langsung berdiri kembali …luar biasa semangatnya. Trek terus menurun hingga tiba di sungai, kami basuh muka dan tangan, dan tidak lama kemudian gerimis turun. Kami lanjutkan perjalanan kembali hingga keluar trek dan masuk ke area tambang pasir. Kebetulan ada warung yang dinding dan atap nya dari plastic. Kami pun mampir sekaligus berteduh. Beruntung pemilik warung baik hati menawarkan kami air panas serta gelas bila membutuhkan sementara dia sendiri sudah akan pulang dengan truk pertama. Sambil menunggu teman saya mulai menyeduh kopi jahe lagi…nikmatnya… Setelah semua berkumpul kami mulai mencari truk yang akan membawa kami kembali ke rumah RT.Kami tiba sekitar pukul 15.30 di rumah Pak RT dan langsung mandi. Satu persatu ransel dikemas kembali dalam bagasi. Karena kami tidak makan siang di trek, tetapi hanya makan makanan ringan lalu kami mampir ke salah satu restoran sate domba. Dengan restoran bergaya lesehan, sayapun minta ijin untuk meluruskan badan.
Berlima (kika), Anwar Sulaeman, Anastasia C Pingkan Ulaan, RudiPranoto, Andi Setiadi, Paul S Hutauruk
Berlima (kika), Paul S Hutauruk, Anastasia C Pingkan Ulaan, Anwar Sulaeman,  Andi Setiadi, RudiPranoto
Berlima (kika), Paul S Hutauruk, Anastasia C Pingkan Ulaan, Anwar Sulaeman,  Andi Setiadi, RudiPranoto sebelum turun
Setelah makan kami lanjutkan perjalanan. Kondisi jalan mulai macet karena volume kendaraan memasuki tol Cileunyi. Perjalanan kembali tersendat memasuki Cikarang, Bekasi, dan beberapa mulai turun seperti Rudy dan Anwar. Kami melanjutkan perjalanan mengantar Inka ke kantornya di Palmerah. Dari Palmerah lanjut mengantar saya hingga rumah di Pejaten, menyisakan Anset dan Iman yang melanjutkan perjalanan ke Depok.

Bagaimana Kesana:
Kendaraan pribadi dari Jakarta, masuk tol cipularang hingga habis tol lanjut ke Garut, desa Pasawahan Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler BBM: 250,000 Tol:50,000 Parkir:20,000 (IDR, satu trip)
Kendaraan umum dari Terminal Kp. Rambutan tujuan Garut, ganti angkot tujuan desa Pasawahan Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler Ongkos Bus Jkt-Garut:45,000, Angkot Garut-Citiis:5,000 Ojek:25,000 (IDR, perkiraan tariff satu trip)

Makanan dan Minuman (per orang):
  1. Nasi 1 bungkus
  2. Indomie 6 bungkus
  3. Daging kaleng 1 kaleng
  4. Sosis 1 kaleng
  5. Roti Sobek 1 pak
  6. Biskuit 3 kotak
  7. Susu250ml 3 kotak
  8. Cokelat250gr 3 batang
  9. Permen 10 buah
  10. Kopi 6 sachet
  11. Air mineral 1.5liter 3 botol

Perlengkapan Pribadi:
  1. Ransel 45kubik 1 buah
  2. Matras 1 buah
  3. Sleeping bag 1 buah
  4. Baju hangat 1 buah
  5. Beleklava 1 buah
  6. Sarung tangan wool 1 buah
  7. Pakaian tidur 1 set
  8. Pakaian jalan 1 set
  9. Jas Hujan 1 buah
  10. Ponco 1 buah
  11. Sepatu trekking 1 buah
  12. Sandal 1 buah
  13. Topi 1 buah
  14. Piring 1 buah
  15. Mug 1 buah
  16. Sendok Garpu 1 set
  17. Termos Air Hangat 1 buah
  18. Pisau Lipat 1 buah
  19. Senter 1 buah
  20. Kotak P3k 1 set
  21. Plastik sampah besar 2 buah
  22. Plastik kecil 2 buah
  23. Korek Api 1 buah
  24. Kamera 1 buah
  25. Perlengkapan peralatan bersih 1 set
  26. Jam atau HP alarm 1 buah

Peralatan Kelompok:
  1. Kompor dengan gas atau minyak spritus 1 set
  2. Peralatan memasak “Trangia” 1 set
  3. Tenda dome 2-3 orang 1 set

Durasi Trekking:
  1. Pendakian: 7 jam
  2. Penurunan: 4 jam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar