T:
Lanjut gunung mana nih setelah Cikuray?
J:
Guntur deh…
T:
Kapan waktu yang asik?
J:
Ok deh 24-25 November 2012
Saya
jalan kaki ke jalan raya yang dilewati angkot ke Pasar Minggu terus lanjut naik
angkot ke Pasar Rebo terus pindah lagi ke angkot yang ke Kampung Rambutan. Saya
membawa ransel Rhino jadul warna merah 60 kubik yang saya beli, dulu sekitar
1994. Hehehe kita jalan lagi man…bisik saya sambil memeluknya dengan kaki dan
tangan di dalam angkot yang berdesakan. Tak lupa saya bawa dan ikat bracket
sepeda untuk menggantungkan sepeda teman saya Iman yang akan gowes di Guntur.
Iman belum siap naik lagi tapi berencana tour keliling kota Garut.
Satu
per satu dari kami bermunculan di samping Indomaret yang berada dalam komplek
SPBU seberang Kampung Rambutan antara pukul 23.00-23.30. Kami kemas semua
ransel dalam bagasi belakang mobil Toyota Inova milik Anset dan terakhir
dibagian belakang mobil kami gantungkan sepeda Giant milik Iman.
Sebelum
berangkat seperti biasa kami foto bersama yang kami minta abadikan oleh salah
satu pengunjung toko Indomaret atau SPBU hehehe. Jadilah foto kami beredar
melalui BB terutama pula pada tim pemantau dengan coordinator Inge dan Aji.
Kami terdiri dari Anwar, Anset, Iman, Inka atau Pingkan aka Iboy, Rudy, dan
saya. Bergantian kami mengendarai mobil, mengambil rute JORR lalu lanjut
Cipluarang hingga habis di Cileunyi dan masuk Garut. Jalur masuk ke Guntur
lebih dulu kami dapatkan dari jalur masuk ke Cikuray. Dari jalan utama Garut
kami masuk ke desa Pasawahan Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler hingga 2kmdan
tiba di rumah RT setempat sekitar pukul 05.30. Rumah yang memilikiwarung ini
menjadi tempat penitipan parkir dan penginapan Iman dikala menunggu kami
kembali turun dari puncak nanti. Bergantian kami masuk dan belanja keperluan di
warung yang agak sempit karena banyak barang. Banyak pula laki-laki buruh
tambang yang belanja keperluan. Buruh laki-laki ini berprofesi sebagai
penambang pasir, yang dikeduk secara bertahap. Kami pun melanjutkan perjalanan
setelah mengemas ransel dan sepeda ke dalam dumptruck pasir menuju pintu masuk
gunung. Truk naik turun diantara tambang pasir dengan lubang di kiri kanan
bekas galian. Dari tambang pasir ini dengan cuaca cerah kami dapat melihat
puncak 1 Guntur.
|
Foto bersama team termasuk goweswer Iman "Gundul" Sulaeman dengna latar belakang Gn. Cikuray ditambang pasir |
|
Iman dan Cikuray, Rudi Pranoto dan saya diatas Dump Truck tambang pasir |
|
United we stand |
|
United we stand |
Kami
mulai masuk trek pukul 09.00, melalui pohon rimbun dan keluar dari pepohonan
barulah kami masuk ke trek terbuka dengan ilalang di kiri kana kami. Trek
berkerikil, pasir dan lembab. Sedikit demi sedikit kami naik dan suhu mulai
beranjak naik memanasi badan dan terutama tengkuk kami. Tidak salah Anwar
meminta kami menyiapkan topi dengan sayap belakang untuk menutupi tengkuk serta
menggunakan kaos lengan panjang pula bila kulit tidak mau terbakar. Pukul 12.00
kami berhenti di bawah salah satu pohon yang tersisa untuk makan siang. Setelah
beristirahat sejenak sambil tidur-tiduran kami lalu bersiap mengemas kembali
matras ke dalam ransel. Trek semakin terjal menuju Puncak 1. Bergantian kami
menemani rekan perempuan kami satu-satunya Inka yang pelan tapi pasti melangkah
maju terus. Sementara teman-teman sudah lanjut terus hingga puncak 2, kami
berdua tiba di Puncak 1 sekitar pukul 15.00, yang ditandai dengan batu yang
menonjol keluar. Saya menyempatkan diri berfoto dengan pemandangan Guntur di
bawahnya, begitu juga Inka.
|
Trek terbuka panas menyengat |
|
Trek berpasir |
|
Bandana / kain untuk menutup kepala dan tengkuk, wajib bawa |
|
Andi Setiadi di trek, latar belakang kota Garut |
|
Our Sista.. Anastasia C Pingkan Ulaan ..slow but sure, "tapi jangan jatoh lagi ya" |
|
Aksi Pingkan di Gn. Guntur |
|
Andi Setiadi - Anset in action |
|
Rudi Pranoto di Guntur |
|
Puncak 1 Guntur, latar belakang bawah kota Garut |
|
Bukit Teletubies |
|
Dalam perjalanan dari Puncak 1 ke Puncak 2 |
|
Pingkan dan Anset mendaki bukit Teletubies |
Setelah
puncak satu kami lanjutkan perjalanan mendatar hingga kami lihat bentuk gunung
kembali seperti gunung di acara tv anak teletubies. Kami menyusuri bentuk
undakan besar tersebut dan naik hingga kami bertemu kembali dengan teman-teman
yang telah mendirikan tenda di puncak 2 pada pukul 16.00.
Kamipun
segera mendirikan tenda, membantu masak memasak, dan bersiap makan sore
sekaligus makan malam. Kopi jahe menjadi favorit saya, dengan menyeduhnya dalam
cangkir….nikmat tiada tara. Dibandingkan dengan starbuck, coffeebean, JCo,
Anomali dan coffee shop lainnya, hahaha rasa kopi jahe produk salah satu
perusahaan jamu ini tidak kalah man! Lokasi memang menentukan hihihi…
masalahnya memang sulit membangun coffeeshop bermerk terkenal apalagi dengan
tuntutan target penjualan yang tidak sedikit, siapa yang sanggup beli di tempat
seperti ini? Hemmmm sayang memang, di Indonesia belum ada gebrakan membuat
shelter menginap atau paling sedikit coffeeshop di puncak gunung.
|
Masak memasak |
|
Pete bakar hahaha |
|
Camp |
|
Suasana kegiatan di Camp |
|
|
|
|
Menanti Fajar |
|
Tetap dingin |
|
Camp dari puncak 3, puncak aspal |
|
Ngopi ngopi |
Setelah
merencanakan perjalanan besok termasuk summit attack, kami beringsut ke dalam
tenda untuk beristirahat. Kami bangun sekitar pukul 04.00 dan segera mengemas
barang yang kami perlukan saja seperti kamera, botol minuman dan senter untuk
melanjutkan aktivitas. Setelah foto kota Garut pagi hari kami turun dari Puncak
2 menuju Puncak 3. Tiba di puncak 3 yang berketinggian 2,249 dpl, suasana pagi
dengan awan kemerahan di sisi Timur menyambut kami. Momen demi momen kami
manfaatkan untuk kami abadikan.
Anwar,
Anset dan saya melanjutkan perjalanan menuruni puncak 3 dan naik kembali ke
Puncak Aspal atau Puncak 4. Disini tanah menghitam seperti terkena lava yang
mengeras seperti aspal. Kami juga melihat susunan batu seperti pagar bersegi
empat yang diketahui dari Anwar sebagai makam keramat. Kami berfoto sejenak dan
melanjutkan perjalanan kembali ke Puncak 2 lokasi camp.
|
Camp Puncak 2 |
|
Garut dari Puncak Guntur |
|
Bertiga di Puncak 3 |
|
Bertiga di Pucak Aspal dekat makam |
|
Puncak 4 Puncak Aspal |
|
Latar belakang Gn. Cikuray |
|
Antara Puncak 3 dan 4 |
|
Antara Puncak 3 dan 4 |
|
Anwar setting camera |
|
Puncak 3 Guntur |
Tiba
di lokasi camp kami mulai masak, makan pagi dan setelah makan kamipun berkemas.
Ransel terasa makin ringan setelah persediaan air berkurang. Setelah berfoto
“keluarga” kami beranjak meninggalkan Puncak 2 menuju Puncak 1 dan turun terus.
Beberapa teman menggunakan tongkat penyannga agar tidak jatuh. Inka yang
berbobot besar beberapa kali terjatuh tetapi langsung berdiri kembali …luar
biasa semangatnya. Trek terus menurun hingga tiba di sungai, kami basuh muka
dan tangan, dan tidak lama kemudian gerimis turun. Kami lanjutkan perjalanan
kembali hingga keluar trek dan masuk ke area tambang pasir. Kebetulan ada
warung yang dinding dan atap nya dari plastic. Kami pun mampir sekaligus
berteduh. Beruntung pemilik warung baik hati menawarkan kami air panas serta
gelas bila membutuhkan sementara dia sendiri sudah akan pulang dengan truk
pertama. Sambil menunggu teman saya mulai menyeduh kopi jahe lagi…nikmatnya…
Setelah semua berkumpul kami mulai mencari truk yang akan membawa kami kembali
ke rumah RT.Kami tiba sekitar pukul 15.30 di rumah Pak RT dan langsung mandi.
Satu persatu ransel dikemas kembali dalam bagasi. Karena kami tidak makan siang
di trek, tetapi hanya makan makanan ringan lalu kami mampir ke salah satu
restoran sate domba. Dengan restoran bergaya lesehan, sayapun minta ijin untuk
meluruskan badan.
|
Berlima (kika), Anwar Sulaeman, Anastasia C Pingkan Ulaan, RudiPranoto, Andi Setiadi, Paul S Hutauruk |
|
Berlima (kika), Paul S Hutauruk, Anastasia C Pingkan Ulaan, Anwar Sulaeman, Andi Setiadi, RudiPranoto |
|
Berlima (kika), Paul S Hutauruk, Anastasia C Pingkan Ulaan, Anwar Sulaeman, Andi Setiadi, RudiPranoto sebelum turun |
Setelah
makan kami lanjutkan perjalanan. Kondisi jalan mulai macet karena volume
kendaraan memasuki tol Cileunyi. Perjalanan kembali tersendat memasuki Cikarang,
Bekasi, dan beberapa mulai turun seperti Rudy dan Anwar. Kami melanjutkan
perjalanan mengantar Inka ke kantornya di Palmerah. Dari Palmerah lanjut
mengantar saya hingga rumah di Pejaten, menyisakan Anset dan Iman yang
melanjutkan perjalanan ke Depok.
Bagaimana
Kesana:
Kendaraan pribadi dari Jakarta,
masuk tol cipularang hingga habis tol lanjut ke Garut, desa Pasawahan Citiis, Kecamatan
Tarogong Kaler BBM: 250,000 Tol:50,000 Parkir:20,000 (IDR, satu trip)
Kendaraan umum dari Terminal Kp.
Rambutan tujuan Garut, ganti angkot tujuan desa Pasawahan Citiis, Kecamatan Tarogong Kaler
Ongkos Bus Jkt-Garut:45,000, Angkot Garut-Citiis:5,000 Ojek:25,000 (IDR, perkiraan
tariff satu trip)
Makanan
dan Minuman (per orang):
- Nasi 1 bungkus
- Indomie 6 bungkus
- Daging kaleng 1 kaleng
- Sosis 1 kaleng
- Roti Sobek 1 pak
- Biskuit 3 kotak
- Susu250ml 3 kotak
- Cokelat250gr 3 batang
- Permen 10 buah
- Kopi 6 sachet
- Air mineral 1.5liter 3 botol
Perlengkapan
Pribadi:
- Ransel 45kubik 1 buah
- Matras 1 buah
- Sleeping bag 1 buah
- Baju hangat 1 buah
- Beleklava 1 buah
- Sarung tangan wool 1 buah
- Pakaian tidur 1 set
- Pakaian jalan 1 set
- Jas Hujan 1 buah
- Ponco 1 buah
- Sepatu trekking 1 buah
- Sandal 1 buah
- Topi 1 buah
- Piring 1 buah
- Mug 1 buah
- Sendok Garpu 1 set
- Termos Air Hangat 1 buah
- Pisau Lipat 1 buah
- Senter 1 buah
- Kotak P3k 1 set
- Plastik sampah besar 2 buah
- Plastik kecil 2 buah
- Korek Api 1 buah
- Kamera 1 buah
- Perlengkapan peralatan bersih 1 set
- Jam atau HP alarm 1 buah
Peralatan
Kelompok:
- Kompor dengan gas atau minyak
spritus 1 set
- Peralatan memasak “Trangia” 1 set
- Tenda dome 2-3 orang 1 set
Durasi
Trekking:
- Pendakian: 7 jam
- Penurunan: 4 jam