Kotbah Natal dari tahun ke tahun selalu memiliki kemiripan. Pertanyaan pendeta di suatu gereja di daerah Kebayoran Baru atas bagian mana dari episode kelahiran Yesus yang paling menarik perhatian jemaat, cukup menggelitik. Kita tahu bahwa banyak cerita klip pada episode kelahiran Yesus mulai dr kehamilan Maria diluar nikah, bintang yang diikuti orang majus, malaikat yang memberikan kabar kelahiran kepada gembala, Yusuf dan Maria yang kesulitan mencari tempat istirahat, hingga Yesus yang lahir di kandang sapi.
Kelahiran seseorang umumnya menentukan status seseorang. Kalau di Jakarta melahirkan di RS bagus menunjukkan orang berpenghasilan lebih dari cukup, sementara warga kelas menengah bisa melahirkan di RS bersalin, kelas selanjutnya melahirkan di RS umum atau bidan.
Kelahiran seseorang umumnya menentukan status seseorang. Kalau di Jakarta melahirkan di RS bagus menunjukkan orang berpenghasilan lebih dari cukup, sementara warga kelas menengah bisa melahirkan di RS bersalin, kelas selanjutnya melahirkan di RS umum atau bidan.
Status orangtua menjanjikan status bagi si anak. Sama seperti sekolah statusnya beragam; disamakan, diakui, dan terdaftar. Orangtua dan anak tentu ingin anak belajar di sekolah dgn status disamakan atau diakui. Hal ini menjadi wajar karena berkesan lebih baik. Kalau orangtua baik umumnya anak-anaknya diperlakukan dengan baik oleh masyarakat, demikian sebaliknya bila orangtua dikenal kurang baik perlakuan masyarakat terhadap anaknya menjadi waspada.
Pentingkah status ketika seseorang dilahirkan? Sejarah membuktikan banyak negarawan besar lahir dari keluarga miskin atau berantakan seperti juga atlet, musisi dan artis. Abraham Lincoln dan Pele adalah contoh negarawan dan atlet yang datang dari keluarga miskin. Lalu ada musisi madonna, elvis dan banyak lainnya yang memulai membangun statusnya dari dasar. Kondisi sebaliknyapun dapat terjadi seperti mahasiswa yang mencuri bahkan membunuh, atau rohaniawan yang melecehkan seseorang. Status seseorang yang dipandang baik menjadi bertolak belakang dengan kelakuannya.
Status menjadi tidak penting apakah lahir dr keluarga miskin, lahir dr orangtua yg tidak jelas, atau keluarga berantakan yang penting adalah bersyukur atas kelahiran kita dan membiarkan Tuhan menentukan jalan hidup kita. Terkadang kita kecewa akan hidup kita, dengan pencapaian yang "begini-begini aja". Tidak ada pertumbuhan yang berarti, 20 tahun menjadi tukang siomay keliling sampai tua tetap saja jual siomay keliling.
Kita harus bisa. Apapun keinginan kita pasti bisa terwujud asal ada kemauan keras dari diri kita. Seorang salesman furniture selama 3 tahun keliling jual furniture ke toko-toko sekaligus menjadi penagih pada perusahaan pabrikan furniture.Suatu ketika dikala berisitrahat dia berpikir "kapan kayanya kalau jadi salesman saja?". Akhirnya dia beranikan diri buka toko furniture dan ternyata bisnisnya jalan. Selanjutnya dia buka lagi dan lagi hingga selama kurang dari 10 tahun sudah memiliki 8 toko furniture. Sukses tersebut mengubah statusnya, pada awalnya sebagai salesman menjadi independent business owner atau pemilik toko atau distributor. Tak hanya itu, orang tersebut menjadi distributor yang disenangi oleh produsen furniture yang menitipkan barang di tokonya karena selalu membayar tagihan tepat waktu dan target penjualan selalu tercapai. Namanya dibicarakan di kalangan produsen furniture dan menjadi rebutan untuk menjadi saluran distribusi produk furniture yang dihasilkan.
Jadi apa pesan Natal kali ini? Bahwa kita sebagai manusia harus punya mental Superior, bahwa segala sesuatu pasti bisa kita lakukan. Sebagai seorang pegawai bila diminta melakukan tugas dari atasan yang dirasakan berat jangan langsung menolak seperti orang bermental inferior tapi katakan Saya Bisa! Bila mengatakan bisa lalu laksanakan dengan benar, tidak asal jadi seperti orang bermental medioker, ya biasa-biasa aja deh, atau sebagai pelajar misalnya yang penting lulus deh. Nah mental inipun sebaiknya dihindari dan kita harus bermental superior. Pada Injil Matius 5: 39 dikatakan "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu". Perkataan tersebut juga menyiratkan agar kita memiliki mental superior utk tidak menjadi biasa atau sekedarnya saja. Lakukan lebih banyak dari yang orang biasa lakukan. Bila atlet atau musisi berlatih selama 8 jam sehari, dan kita ingin menjadi atlet atau musisi top maka kita harus berlatih 10 jam sehari. Pelajar juga begitu, bila mau menjadi juara harus lebih banyak belajar, membaca, mengaplikasikan dan mengevaluasi lebih banyak dari pelajar lainnya. Bila hal ini dilakukan maka bukan tak mungkin status kita berubah dan diapresiasi oleh orang-orang di sekitar kita.
Jadi apa pesan Natal kali ini? Bahwa kita sebagai manusia harus punya mental Superior, bahwa segala sesuatu pasti bisa kita lakukan. Sebagai seorang pegawai bila diminta melakukan tugas dari atasan yang dirasakan berat jangan langsung menolak seperti orang bermental inferior tapi katakan Saya Bisa! Bila mengatakan bisa lalu laksanakan dengan benar, tidak asal jadi seperti orang bermental medioker, ya biasa-biasa aja deh, atau sebagai pelajar misalnya yang penting lulus deh. Nah mental inipun sebaiknya dihindari dan kita harus bermental superior. Pada Injil Matius 5: 39 dikatakan "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu". Perkataan tersebut juga menyiratkan agar kita memiliki mental superior utk tidak menjadi biasa atau sekedarnya saja. Lakukan lebih banyak dari yang orang biasa lakukan. Bila atlet atau musisi berlatih selama 8 jam sehari, dan kita ingin menjadi atlet atau musisi top maka kita harus berlatih 10 jam sehari. Pelajar juga begitu, bila mau menjadi juara harus lebih banyak belajar, membaca, mengaplikasikan dan mengevaluasi lebih banyak dari pelajar lainnya. Bila hal ini dilakukan maka bukan tak mungkin status kita berubah dan diapresiasi oleh orang-orang di sekitar kita.